Dua hari kemudian buku Sejarah itu kembali padaku terselip di dalamnya surat balasanmu. Berdegup jantungku ingin segera membuka balasan suratmu semoga cintaku mendapat sambutanmu.Â
Itulah cerita empat puluh empat tahun yang lalu. Memang sudah lama sekali. Ternyata kini kita ditakdirkan kembali bertemu. Disini. Di hadapanku ada sosok gadis yang dulu aku kagumi.Â
"Erika ingatkah dengan surat yang kuselipkan di buku Sejarah itu?"Â
"Tentu ingat Hen. Aku tidak akan pernah lupa."Â
"Kenapa begitu?"Â
"Karena kau adalah lelaki yang pertama mengutarakan cinta dan juga lelaki yang pertama cintanya kutolak." Erika tersenyum manis
Aku tertawa, kamu tertawa dan kita tertawa. Menertawakan surat cinta dari bocah lelaki usia 16 tahun kepada gadis kecil 15 tahun.Â
Memang sudah lama sekali. Empat puluh empat tahun yang lalu. Â Kita sekarang bertemu di sini saat kita sudah renta.Â
Rambut beruban namun masih mampu tersenyum, penuh dengan harapan bahagia. Â Â
"Berapa cucumu Rika?"Tanyaku.Â
"Kamu sendiri berapa?" Katamu balik bertanya.Â