"Dua butir kelapa itu sasarannya adalah kamu, anak muda. Untunglah pertahanan batinmu cukup kuat sehingga dua peluru itu tidak tembus ke dalam batinmu," suara Ki Ulon penuh dengan keyakinan.
"Apakah boleh tahu siapa Gurumu wahai anak muda. Merasakan auramu sepertinya kamu memiliki ilmu asal Cirebon dan Mataram." Kembali kata Ki Ulon. Lelaki tua ini yang baru dikenalnya membuat Bayu kaget.
Pemuda itu sangat terkejut mendengar tebakkan Ki Ulon ini. Tidak percaya rasanya ada orang bisa menebak batin terdalam dirinya. Ki Ulon pasti bukan orang sembarangan karena dia tahu ilmu kanuragan yang dipunyainya memang berasal dari Kyai Furqon yang pernah berguru di Cirebon dan mantan prajurit Pangeran Diponegoro.
"Hormat saya untuk Ki Ulon yang telah tepat menebak isi batin hamba," suara Bayu merendah. Ki Ulon takjub dengan kerendahan hati anak muda ini maka diapun menepuk bahu pemuda itu dengan akrab.
"Saya justru bertambah kagum kepada kerendahan hatimu anak muda. Maafkan saya hanya untuk memastikan kalau ilmu kita satu aliran," suara Ki Ulon sambil tersenyum. "Aku merasakan ilmu yang kamu punyai rasanya pernah aku kenal. Orang-orang di Anyer Kidul auranya sepertimu anak muda," kembali suara Ki Ulon membuat Bayu takjub.
"Subhan Allah. Ki Ulon benar. Hamba dari Padepokan Bayusuci!" Kata Bayu masih dalam rasa takjubnya. Mendenar ini Ki Ulon hanya tersenyum.Â
"Tidak menyangka aku bisa bertemu murid kesayangan Kyai Furqon," kata Ki Ulon. Bayupun semakin terkejut mendengar penuturan Ki Ulon dengan menyebutkan asma Gurunya. Ki Ulon rupanya seperti kenal baik dengan Kyai Furqon.
"Ki Ulon kenal dengan Kyai Furqon?" Tanya Bayu dengan mata berbinar. Mendengar pertanyaan Bayu ini Ki Ulon hanya tersenyum penuh arti seolah menyembunyikan misteri.
"Sudahlah Nak Bayu. Hari sudah semakin siang padahal kita harus melanjutkan perjalanan. Aku ke Selatan dan kau ke Utara." Kata Ki Ulon dengan wajah berubah dingin.
Bayu masih berfikir tentang Ki Ulon ini sebenarnya siapa. Kyai Furqon, Sang Guru di kenalnya dengan baik. Mungkinkah Ki Ulon teman seperguruan Kyai Furqon saat di Mataram dulu. Namun sepertinya ada yang disembunyikan oleh Ki Ulon tentang hubungannya dengan Kyai Furqon.
Bayu masih berjalan meninggalkan desa itu. Semakin menjauh dari desa, jalan semakin menyempit kira-kira hanya setapak namun di kiri dan kanannya banyak semak belukar yang sudah mulai kering karena kemarau panjang.