Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan bersama Virus Corona dan Harapan Presiden Jokowi

24 April 2020   05:40 Diperbarui: 24 April 2020   10:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (Foto ANTARA/Hafidz Mubarak A) 

Dengan berpuasa semakin menumbuhkan disiplin dan keteraturan. Semakin menumbuhkan kepatuhan pada setiap aturan dan prosedur dalam rukun ibadah tersebut. Kepatuhan dan disipilin tersebut kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Memang bulan Ramadan tahun 1441 H ini sangat berbeda suasananya baik secara lahir maupun batin. Hal tersebut terjadi karena pandemi virus corona yang melanda umat manusia seluruh Dunia, seakan telah mengubah tatanan kehidupan.   

Suasana Masjid yang sepi karena ibadah sholat tarawih harus dilakukan di rumah. Nanti pada saat sholat Idul Fitri juga tidak diperkenankan untuk diselenggarakan. Tidak lagi memungkinkan melakukan acara buka bersama. Demikian pula tidak lagi ada mudik berlebaran di kampung halaman.

Bahkan nanti saat lebaran kita masih belum diperbolehkan berhalal bihalal, berkunjung satu sama lain. Karena dilarang mudik, maka kitapun tidak bisa bertemu dengan orang tua, anak-anak cucu kita dan sanak saudara. Selalu harus tetap menjaga jarak dan menghindarkan diri dari kerumunan. Sungguh ini adalah suasana yang sangat memprihatinkan.

Kendati demikian pasti ada hikmah yang tersembunyi dibalik semua itu. Hal itu karena puasa adalah ibadah yang paling istimewa di Mata Allah. Ini adalah ibadah yang sangat spesifik antara hamba dan Khaliq dibanding ibadah-ibadah lainnya.

Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah berfirman bahwa setiap kebaikan itu dilipatkan gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu adalah untukKu dan Aku pula yang akan memberinya pahala.

Nilai istimewanya berpuasa adalah ibadah khusus yang diperuntukan BagiNya dengan pahala yang khusus langsung dari TanganNya. Tentu saja ini adalah tingkat pahala yang paling tinggi.

Ibadah puasa memang sangat berbeda dengan ibadah lainnya seperti sholat, zakat atau berhaji ke Tanah Suci. Puasa adalah ibadah yang bersifat rahasia, khusus antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Di tengah melandanya pandemi virus corona semakin meningkatkan kesadaran kita pada kebesaran Allah. Kini saatnya berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus. Tetapi mampu berpuasa dengan merasakan tingkat kesadaran yang tinggi pada tanggung jawab seorang hamba kepada Khaliqnya.

Berpuasa adalah upaya yang mengandung ajaran pencegahan diri dan pengendalian segala keinginan. Menjaga diri dan mengendalikan diri adalah inti dari berpuasa. Targetnya adalah menundukkan hawa nafsu dan syahwat duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun