Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Mundurnya Ratu Tisha Tanda Adanya Persoalan di Intern PSSI?

15 April 2020   19:13 Diperbarui: 16 April 2020   07:53 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratu Tisha dan Ketum PSSI dalam inspeksi Stadion Sriwijaya untuk Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu (Foto ANTARA/Nova Wahyudi) 

Dalam beberapa hari ke depan mundurnya Ratu Tisha Destria sebagai Sekjen PSSI, dipastikan akan menjadi pembicaraan yang tetap hangat. Bukan karena ini adalah yang pertama kalinya seorang pengurus PSSI berani mengundurkan diri. 

Namun juga karena dalam sejarahnya belum pernah ada pengurus PSSI yang berani mundur bahkan dimundurkan saja mereka masih tetap ngotot ingin tetap bertahan. Contohnya? Tidak perlu disebutkan Anda sudah tahu tinggal cari dari jejak digital.

BACA JUGA : Ini Reaksi Menpora Zainudin Amali Tentang Mundurnya Ratu Tisha

Pengunduran diri Ratu Tisha dari posisi Sekjen menandakan adanya persoalan internal di kepengurusan PSSI Periode 2019-2023. Jika tidak ada persoalan tentu saja Tisha tidak akan mundur. 

Itu hanya sebuah logika, rasanya tidak mungkin jika sebuah organisasi baik-baik saja kemudian tiba-tiba saja ada salah satu pejabat yang posisinya cukup penting harus mundur.

Atau Tisha mempunyai agenda lain yang ingin dicapainya? Misalnya fokus sebagai salah satu Wakil Presiden AFF, Federasi Sepakbola ASEAN.  Saat ini Ratu Tisha Destria masih tercatat sebagai satu dari tiga Wakil Presiden. 

Jabatan tersebut diembannya sejak 2019. Sementara di AFC, Ratu Tisha Destria masih menjadi satu dari 18 anggota Komite Kompetisi Federasi Sepakbola Asia, AFC.

Mungkin saja wanita lajang 34 tahun lulusan Matematika ITB ini memang mau fokus menjalani dua jabatan tersebut. Namun sejauh ini aktivitas dalam organisasi AFF dan AFC itu tidak mengganggu sama sekali dengan aktivitas sebagai Sekjen PSSI selama ini. Hal itu terbukti program-program PSSI dijalankannya dengan baik.

Kinerja dan kiprah nyatanya selama menjabat sebagai Sekjen PSSI sudah banyak menyelesaikan dan membuat terobosan program-program sepakbola Nasional. 

Program kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi, memutar kompetisi Amatir dan Elit Usia Muda, membangun kerjasama dengan federasi kelas dunia, menghidupkan lini usaha kreatif, mengibarkan kembali sepakbola putri.

Lalu apa yang membuat dirinya mundur dari kursi Sekjen PSSI? Mari kita simak beberapa indikasi yang sudah terjadi. Misalnya pada awal Januari 2020 ketika dirinya kembali diangkat menjadi Sekjen PSSI untuk periode berikutnya, ternyata ada jabatan Wasekjen yang diberikan kepada  Maaike Ira Puspita. 

Dia adalah adik ipar dari Ketum PSSI, Mochamad Iriawan. Padahal dalam jajaran kesekjenan sudah ada deputi yang bisa membantu pekerjaan Sekjen sepenuhnya.

Kemudian peristiwa terakhir yang mungkin juga terkait dengan mundurnya Ratu Tisha. Dalam Rapat Dengar Pendapat antara PSSI dengan Komisi X DPR RI, salah satu anggota DPR, Djohar Arifin yang juga mantan Ketum PSSI mengkritik Ratu Tisha yang disebutnya berperan melebihi kewenangannya.

"Saya tidak minta dia harus diganti atau mundur, berarti suasana di PSSI tidak harmonis," kata Djohar Arifin seperti dilansir Tempo.co (14/4/20). Djohar juga pernah dikecewakan oleh Tisha ketika dalam ajang sepakbola SEA Games Manila tidak mendapat kursi VIP, padahal dirinya adalah mantan Ketum PSSI.

Ketum PSSI mendapat teguran dari Djohar Arifin dalam Rapat tersebut hanya berjanji akan membenahi kesekjenan PSSI lebih baik lagi. Sebagai Ketum PSSI seharusnya beliau memberikan klarifikasi yang isinya membela anak buahnya bukan justru menyalahkan Sekjen dengan mengatakan akan membenahinya.

Apa yang dikatakan Djohar Arifin bahwa suasana di PSSI tidak harmonis bisa saja benar terutama hubungan antara Ratu Tisha dengan Ketum PSSI. Dua indikasi di atas sudah merupakan fakta yang terjadi. Sehingga bagi Ratu Tisha mundur adalah jalan terbaik untuk dirinya dan juga untuk PSSI. Tapi mungkin ada hal lain?  

Pejabat lain yang juga mengkhawatirkan adanya ketidak harmonisan dalam tubuh PSSI adalah Menpora Zainudin Amali. Beliau berpesan agar PSSI tetap solid dan harmonis.  

"Pemerintah berharap soliditas di internal PSSI tetap terjaga karena pada 2021 nanti kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kami juga berharap apapun yang terjadi di dalam internal organisasi PSSI tidak akan mempengaruhi persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, baik dari sisi persiapan Timnas maupun persiapan penyelenggaraan," ucap Zainudin, dilansir CNNIndonesia.com (14/4/20).

Mungkin mundurnya Ratu Tisha bisa dijadikan pembelajaran berharga untuk PSSI. Berharap nanti penggantinya yang dipilih dari para kandidat melalui kesepekatan Ketua Umum PSSI dan Exco dalam rapat paripurna, merupakan sosok yang kompeten dan professional minimal sama dengan kemampuan pendahulunya. Salam sehat selalu untuk kita semua di tengah pandemic Covid-19 ini.

@hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun