Sejauh ini Liverpool dibawah asuhan Jurgen Klopp berhasil meraih trofi Liga Champions 2019, Piala Super Eropa 2019 dan Piala Dunia klub FIFA 2019. Tiga piala yang sangat tinggi gengsinya dalam kancah sepakbola Eropa dan Dunia.
Bagi Klopp selama melatih Liverpool hanya tinggal satu gelar lagi yang belum didapatkannya yaitu juara Premier League.
Tahun 2020 ini kesempatan tersebut terbuka ketika hingga laga ke-29 kompetisi Liga, Liverpool masih memimpin klasemen dengan 82 poin, selisih 25 poin dengan pesaing mereka, Manchester City diposisi kedua dengan 57 poin.
Performa Liverpool sejauh ini bisa dikatakan sangat impresif terlepas dari kegagalan mereka mempertahankan gelar Liga Champions tahun lalu setelah kalah dari Atletico di 16 besar.
Dalam penampilan dan prestasi Liverpool selama ini mungkin banyak yang tidak tahu ada dua sosok yang sangat berperan penting membantu kinerja Jurgen Klopp.
Mereka adalah Peter Krawietz dan Pepijn Lijnders. Siapakah sosok-sosok tersebut? Mari kita simak ulasan di bawah ini.
Peter Krawietz
Jurgen Klopp dan Peter Krawietz pertama kali bertemu di klub Bundesliga, Mainz 05. Krawietz saat itu menjabat sebagai chief scout , dan mereka telah bekerja sama bahu membahu memajukan Mainz 05.
Demikian pula ketika Klopp menjadi manajer Borussia Dortmund, Krawietz menjadi asisten manajer.
Pada tahun 2015 ketika Jurgen Klopp bergabung dengan Liverpool, Peter Krawietz ikut bersamanya untuk mengambil peran sebagai asisten manajer (Transfermarkt.com 17/3/20).
Meskipun tidak pernah bermain sepakbola secara profesional, sosok berusia 48 tahun itu adalah sosok yang menonjol dalam menerapkan pelatihan dalam klub.
Keahlian Krawietz dalam mencari talenta dan analisis pertandingan sehingga membuatnya mendapatkan julukan 'The Eye' Jurgen Klopp.
Peter Krawietz lahir di Mainz 31 Desember 1971. Kerja sama kedua sosok asal Jerman ini sudah banyak membuktikan prestasi Liverpool.
Mereka sudah lama bekerja sama sejak di Mainz dan Dortmund sehingga sudah saling mengenal serta kompak dalam melakukan kolaborasi satu sama lain. Saat ini mereka dikontrak oleh manajemen The Reds hingga 2024.
Pepijn Lijnders
Lijnders adalah sosok 37 tahun asal Belanda yang berkarir sebagai pelatih pertama kali bersama PSV Eindhoven tahun 2003 sebagai Technical coach.
Di sana dia bekerja selama lima musim, sebelum bertugas selama tujuh tahun di FC Porto Portugal.
Pepijn Lijnders kembali ke Liverpool FC dalam perannya sebagai asisten tim Liverpool senior. Lijnders mulai bahu membahu bersama Jurgen Klopp pada musim panas 2018.
Sebelumnya, pelatih asal Belanda itu telah menghabiskan satu musim sebagai pelatih Liverpool U-16 di Akademi Liverpool selama satu musim.
Kemudian mengambil posisi sebagai pelatih pengembangan di tim utama pada tahun 2015 (Transfermarkt.com 17/3/20).
Setelah membantu mengawasi kemajuan pemain muda Liverpool seperti Trent Alexander-Arnold dan Ben Woodburn, ia menerima tantangan pertamanya sebagai manajer dengan klub Belanda, NEC Nijmegen pada Januari 2018. Tercatat 22 laga dilalui bersama NEC Nijmegen.
Setelah Lijnders berpisah dengan klub Belanda tersebut, The Reds bergerak cepat untuk membawanya kembali ke Merseyside dan dia bergabung kembali dengan staf Klopp menjelang kampanye Premier League 2018-19.
Dua sosok inilah yang merupakan asisten pelatih cerdas yang bisa mengimbangi cara berfikir Jurgen Klopp dalam meramu performa Liverpool. Mereka akan bekerja bersama hingga tahun 2024.
Sosok Peter Krawietz dan Pepijn Lijnders, menggambarkan rasa, ambisi dan hasrat bersama yang telah dipupuk oleh Jurgen Klopp di Melwood sebagai pencarian kesempurnaan bagi prestasi The Reds. Transformasi Klopp terhadap klub selalu didukung oleh budaya perbaikan berkelanjutan.
"Kami mencoba mendukung Jurgen dengan cara terbaik. Saya bertanggung jawab atas proses pelatihan, Peter benar-benar bertanggung jawab untuk analisis lawan dan analisis tim kami. Semua ide yang dimiliki Jurgen dan cara dia ingin mengatur dan menjadi kompetitif di setiap permainan.” Demikian kata Lijnders, asisten manajer untuk The Reds bersama Peter Krawietz, seperti rilis Liverpoolfc.com (18/3/20).
Satu hal yang terpenting adalah mereka benar-benar merasa sebagai sebuah tim. Mempersiapkan bersama,merencanakan bersama, bertindak bersama dan melatih bersama.
Pengakuan jujur yang luar biasa dari seorang Pepijn Lijnders bahwa kekuatan Liverpool selama ini, ketika ada tiga otak cerdas bekerja bersama.
Mereka melakukan pekerjaan dan berfikir dengan memiliki pesan yang sama, hasrat, dan dedikasi yang sama.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H