Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Dampak Pandemi Virus Corona dan Catatan All England Open 2020

17 Maret 2020   04:31 Diperbarui: 17 Maret 2020   04:59 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen dan Melati juara All England Open 2020 (Foto PBSI) 

Badminton World Federation (BWF) resmi menunda semua turnamen untuk sementara usai ajang All England di Birmingham sejak 11-15 Maret 2020 lalu. Federasi Bulu Tangkis Dunia tersebut telah mengambil langkah yang tepat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona yaitu dengan menangguhkan semua turnamen sejak Senin 16 Maret hingga Minggu 12 April 2020 (BWFbadminton.com 15/3/20).

Hal ini dilakukan mengingat eskalasi dari virus tersebut secara global semakin mengancam terjadinya penularan wabah yang sangat mematikan itu. Dengan pertimbangan tersebut, BWF setelah melakukan konsultasi dan konsensus dengan Federasi Negara-negara anggota BWF dan juga dengan Konfederasi Kontinental. Maka mereka akhirnya  memutuskan untuk membatalkan atau menunda semua turnamen dalam periode tersebut.

BWF juga memiliki pertimbangan kuat untuk lebih mementingkan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan semua atlet, ofisial, dan komunitas bulutangkis yang jauh lebih penting dari apapun. Dalam hal ini tentu saja termasuk para 'badminton lover' yakni para penggemar bulutangkis seluruh Dunia.

Dengan penundaan tersebut maka beberapa turnamen yang terpengaruh dengan keputusan tersebut adalah Swiss Open 2020, India Open 2020, Orlans Masters 2020, Malaysia Open 2020, dan Singapore Open 2020, serta sejumlah turnamen kelas 3 internasional.

Terkait dengan perhitungan poin dalam sejumlah turnamen yang dibatalkan akibat dari jatuhnya suspensi tersebut, sudah pasti berdampak pada jumlah poin untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Maka dalam hal ini BWF akan membuat pengumuman lebih lanjut terkait dengan poin kualifikasi Olimpiade tersebut.

Lalu apa kaitannya dengan catatan penting hasil All England bagi pebulutangkis Indonesia. Gugurnya pemain-pemain utama dari Pelatnas di babak awal seperti Anthony Ginting, Jonatan Christie dan ganda putri Greysia/Apriyani.

Lalu ganda putra unggulan kedua Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian, Hafidz/Gloria. Serta gagalnya Marcus/Kevin di final dan hanya satu gelar yang bisa diraih oleh Praveen/Melati.  Jujur saja mereka  berkiprah diajang All England penuh dengan risiko karena ancaman penularan virus corona.

Tekanan psikologis sangat dirasakan untuk skuad bulutangkis Indonesia di All England terutama setelah dibatalkannya Germany Open sepekan sebelumnya.

Penampilan mereka sejauh ini memang sudah maksimal termasuk penampilan Kevin/Marcus yang di final harus mengakui keunggulan ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan rubber game, 18-21, 21-12 dan 19-21. Ganda Jepang ini juga yang berhasil menyingkirkan ganda Ahsan/Hendra diperempat final dengan dua game langsung 21-19 dan 21-18.

Marcus/Kevin (Foto PBSI) 
Marcus/Kevin (Foto PBSI) 

Kendati gagal di ganda putra namun  sejarah kembali ditorehkan ganda campuran Indonesia dalam turnamen All England 2020 ini. Pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berhasil juara All England Open 2020. Mereka di final berhasil mengalahkan ganda campuran asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan rubber game, 21-15, 17-21, 21-8.

Sejauh ini Praveen/Melati sudah lima kali bertemu sebelumnya dengan merebut tiga kemenangan. Dengan kemenangan ini, menambah keunggulan pasangan Indonesia menjadi 4-2 atas pasangan dari Thailand tersebut.

Usai laga final tersebut dalam sesi jumpa pewarta, Melati mengungkapkan perasaannya seperti dirilis Badmintonindonesia.org (15/3/20) : "Pastinya bangga banget bisa juara di sini. Karena ini kan salah satu cita-cita dan impian dari kecil. Siapa sih yang nggak mau juara All England. Semua pemain badminton kalau ditanya pasti maunya juara All England, Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Alhamdulillah bisa terwujud salah satu impianku," kata Melati dengan perasaan gembira.

Bagi Praveen Jordan, hasil ini adalah gelar kedua All England nya. Empat tahun yang lalu,  dalam edisi All England 2016, Praveen yang berpasangan dengan Debby Susanto, berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen asal Denmark.

Selamat kepada Praveen/Melati dan juga kepada seluruh pebulutangkis Indonesia yang sudah kembali ke Pelatnas Cipayung semoga tetap sehat. Tetap rajin berlatih dan menjaga kesehatan dengan standar tinggi sehingga terhindar dari ancaman virus corona.

Seluruh anggota tim saat ini harus mengikuti karantina selama dua pekan sebagai prosedur yang diterapkan pemerintah pusat sebagai salah satu langkah pencegahan penularan virus corona.

Salam hangat @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun