Virgil Van Dijk adalah orang yang paling bertanggung jawab ketika Liverpool harus tumbang dari Watford di Vicarage Road. Bek Liverpool asal Belanda ini harus belajar dari sosok Ismaila Sarr yang berhasil memperdayanya sehingga untuk pertama kalinya Liverpool mengalami kekalahan musim ini. Sarr telah membuka mata Van Dijk betapa rapuhnya benteng pertahanan The Reds.Â
Watford meraih kemenangan yang sangat monumental setelah The Hornets ini menjadi tim pertama yang mengalahkan Liverpool di Premier League musim ini. Mereka berhasil mencetak 3 gol ke gawang Alisson Becker tanpa satupun gol balasan. Â Semua gol dicetak pada babak kedua dengan dua gol dari Ismaila Sarr dan sebuah gol lainnya dari Troy Deeney.
Hasil ini begitu mengesankan bagi para fans Watford di di Vicarage Road pada hari Sabtu malam atau Minggu (1/3/20) dini hari WIB. Malam itu Ismaila Sarr menjadi bintang lapangan dengan dinobatkan menjadi King of The Match. Â
Sarr berhasil  memecahkan kebuntuan setelah 54 menit laga berlangsung dengan golnya dan 6 menit kemudian dia berhasil menggandakan keunggulan Hornets menjadi 2-0. Troy Deeney menutup dengan gol ketiga, assis dari Sarr pada menit ke-72.
Kekalahan ini telah menodai catatan Liverpool dalam kiprahnya di Premier League. Menurut Skysports.com (1/3/20), gegara Sarr ini Liverpool harus mengalami catatan buruk. Kekalahan 0-3 Liverpool adalah margin kekalahan terbesar bagi tim pemuncak Liga Primer sejak November 2015 ketika City tunduk 1-4 dari Liverpool.
Untuk pertama kalinya sejak Maret 2019 ketika bermain 0-0 dengan Everton, Liverpool gagal mencetak gol dalam pertandingan Premier League, mengakhiri serangkaian prestasi mereka dalam 36 pertandingan liga berturut-turut.
Liverpool tertinggal gol dalam dua dari dua pertandingan liga terakhir mereka, setelah tidak pernah tertinggal gol dalam 15 pertandingan sebelumnya.
Pasukan Jurgen Klopp ini juga telah kebobolan 2 gol atau lebih dalam pertandingan Liga Primer berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Desember 2016.
Performa buruk Liverpool saat lawan Watford, walaupun menguasai 70 persen laga tetapi hanya memiliki satu tembakan tepat sasaran. Hal tersebut sama seperti yang mereka lakukan dalam pertandingan di Liga Primer untuk pertama kalinya sejak Februari 2019 ketika mereka ditahan imbang tanpa gol melawan Manchester United.
Pasukan Nigel Pearson ini berhasil keluar dari zona degradasi berkat kemenangan ini. Ini juga kemenangan pertama sejak 5 laga terakhir mereka sejak Watford menang 3-0 atas Bournemouth Januari 2020 lalu. Watford berada diposisi 17 dengan 27 poin setelah menyelesaikan 28 laga. Mereka bersaing dengan West Ham United yang memiliki poin yang sama untuk terhindar dari degradasi diakhir musim nanti. Â Â
Kepada Skysports.com (1/3/20), Nigel Pearson, Manajer Watford mengatakan : "Dalam konteks musim kami, ini adalah tiga poin yang sangat penting. Kami tahu bahwa kami harus menjadi yang terbaik hari ini dan saya pikir kami akan melakukannya."
Nigel Pearson sempat menyinggung tentang kekalahan menyakitkan pekan lalu saat tunduk  0-3 dari Manchester United.  Maka malam saat bertemu Liverpool ini adalah berjuang untuk menemukan kohesi pekan lalu. Mengalahkan Liverpool, klub terbaik di dunia saat ini sangat membanggakan bagi Watford. Momen yang bisa dijadikan bangkitnya kembali pasukan The Hornets.
"Saya sangat bangga dengan para pemain dan mereka harus bangga dengan bagaimana mereka telah mengatasi situasi yang sulit. Ini hanya satu pertandingan. Kami memiliki 10 pertandingan tersisa dan semuanya akan menjadi penting. Kita harus mencoba dan meniru apa yang telah kita lakukan hari ini dalam hal kinerja."
Demikian Nigel menngomentari kemenangan fantastis tim asuhannya seperti dirilis Watfordfc.com (1/3/20). Kemenangan yang akan dijadikan momen untuk kebangkitan Si Lebah agar terhindar dari degradasi.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H