Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Kembali Juara Asia, tetapi Ada Apa dengan Jonatan Christie?

17 Februari 2020   06:34 Diperbarui: 17 Februari 2020   06:52 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jonatan sudah berusaha, tetapi di akhir dia kurang beruntung. Seharusnya kami bisa menang 3-0. Sedangkan di nomor ganda, kami punya keyakinan meski diubah-ubah karena kami punya benteng yang kuat di ganda." Susy Susanti

Tim Bulutangkis Indonesia berhasil meraih juara Asia dalam ajang Badminton Asia Team Championships 2020 yang berlangsung 11-16 Februari 2020 di Manila, Filipina. 

Tim putra Indonesia meraih gelar untuk yang ketiga kali berturut-turut setelah dalam final berhasil menundukkan tim putra Malaysia dengan skor 3-1. Indonesia harus kehilangan satu angka dalam final tersebut ketika Jonatan Christie menelan kekalahan dari Cheam June Wai di partai ketiga. Sedangkan  3 poin lainnya diraih berkat kemenangan Anthony Ginting, Marcus/Kevin dan Ahsan/Fajar.

Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan PBSI menyambut gembira hasil yang diraih tim putra ini.  Menurut Susy perjuangan mereka luar biasa dengan keyakinan yang besar.

Menurut BWF.tournamentsoftware.com (16/2/20), Anthony Ginting meraih poin pertama usai mengalahkan Lee Zii Jia, 22-20 dan 21-16. Ganda putra ranking 1 dunia, Marcus/Kevin menyumbangkan poin kedua dengan mengalahkan peringkat 8 dunia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 22-20 dan 21-16. Indonesia unggul 2-0 dan hanya membutuhkan satu poin lagi untuk juara.

Jonatan Christie yang turun dipartai ketiga ternyata tidak mampu meraih poin penting ini. Dia dikalahkan tunggal Malaysia, Cheam June Wai. Game pertama Jojo demikian panggilan akrabnya, kalah 16-21. Namun pada game kedua Jojo menang 21-17. Namun kalah pada game ketiga 22-24.

Jonatan Christie (Foto Badmintonindonesia.org) 
Jonatan Christie (Foto Badmintonindonesia.org) 

Sebenarnya pada game ketiga Jojo sudah unggul 20-17 tinggal butuh 1 poin untuk menang. Jonatan berhasil menempatkan shuttlecock ke garis belakang yang tidak mampu dijangkau Cheam June. Wasitpun menyatakan pertandingan berakhir namun Cheam mengangkat tangan untuk meminta challenge. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan teknologi hawk eye. Pukulan Jojo pada angka terakhir itu dinyatakan keluar.

Jonatan terlihat tidak siap menghadapi momen ini sehingga menjadi tekanan baginya. Akhirnya dari kedudukan 17-20, Cheam June berhasil mengejar menjadi 20-20 dan menutup game ketiga ini dengan kemenangan tunggal Malaysia 24-22.

Dalam laga tersebut hamper sepanjang pertandingan, Jojo terliaht tegang dan banyak sekali melakukan kesalhan sendiri. Hal ini sebenarnya ironis karena yang seharusnya mengalamai tekanan seperti itu adalah pemain Malaysia yang wajib menang untuk memperpanjang peluang mereka setelah tertinggal 0-2.

Cheam June Wai malah terkesan santai menghadapi partai ini. Sebaliknya Jonatan tampak tertekan. Memang tidak mudah bagi pemain muda ini bermain dalam kejuaraan beregu mengingat bebannya berbeda dengan kejuaraan perorangan.

Dalam kejuaraan beregu ini Jonatan bermain 4 kali, 3 kali diantaranya mengalami kekalahan yaitu dari Son Wan Ho (Korea Selatan), Lakshya Sen (India) dan Cheam June Wai (Malaysia).

Susy Suanti sempat memberikan tanggapan tentang penampilan Jojo dalam laga melawan Cheam June Wai. "Jonatan sudah berusaha, tetapi di akhir dia kurang beruntung. Seharusnya kami bisa menang 3-0. Sedangkan di nomor ganda, kami punya keyakinan meski diubah-ubah karena kami punya benteng yang kuat di ganda," tutur Susy seperti dirilis Badmintonindonesia.org (16/2/20).

Melihat performa Jonatan Christie dalam kejuaraan beregu ini, faktor mental bertanding menjadi titik lemah yang harus diperbaiki. Usianya yang masih muda bisa dimaklumi jika hal ini bisa terjadi. Beban pertandingan beregu jauh lebih berat dibandingkan perorangan. Semoga Jojo bisa mengambil manfaat dari pengalaman tersebut.

Kemenangan atas Malaysia ini membuat Indonesia juara Asia untuk yang ketiga kali berturut-turut setelah juara pada tahun 2016 dan 2018.

Selamat untuk Bulutangkis Indonesia.

Salam hangat @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun