"The Reds" Liverpool menuntaskan laga mereka yang ke-24 dengan kemenangan 2-0 atas tuan rumah West Ham United di London Stadium, Kamis (30/1/20) dini hari WIB. Mohamed Salah dan Alex Oxlade Chamberlain sebagai pencetak gol kemenangan malam itu. Ini adalah kemenangan mereka yang ke-23 dari 24 laga Premier League dan hanya satu laga ditahan seri Manchester United di Old Trafford (Premierleague.com 30/1/20).
Tidak terkalahkan sepanjang kompetisi tahun ini dan mencatatkan sebagai tim yang berhasil mengalahkan semua tim peserta Premier League lainnya. Mengumpulkan 70 poin untuk memimpin dipuncak klasemen dengan selisih 19 poin dengan pesaing ranking 2, Manchester City, Sang Juara Bertahan.
Ketika berhasil menuntaskan kemenangan atas West Ham United, sebenarnya Jurgan Klopp merasa kecewa dengan performa tim asuhannya yang bermain standar. Dengan jujur pelatih asal Jerman ini mengatakan kepada situs resmi Liverpoolfc.com (30/1/20).
"Saya harap kami bisa bermain lebih baik namun saya menerima dan menyukai performa hari ini karena bila kami dengan mudah memenangkan banyak pertandingan seperti ini, tentu tim lain akan juga dengan mudah melakukannya. Hari ini kami bermain standar. Namun kami bisa memenangkan pertandingan," kata Klopp seperti dirilis situs resmi klub tersebut.
Dalam dua laga sebelumnya melawan Wolves dan Manchester United, mereka bermain sangat mengesankan dengan performa menyerang agresif. Kemenangan yang didapatkan dilakukan dalam skema bermain dengan level sebenarnya bukan standar.
Unggul 19 poin dari pesaing terdekatnya, Manchester City, semakin membuat Liverpool sangat berpeluang meraih juara. Mereka terakhir kali juara pada 1990. Setelah Liga Inggris memasuki era premier league, The Reds belum pernah lagi juara. Pada musim lalu, klub asuhan Jurgen Klopp ini harus puas sebagai runner up meski mengumpulkan 97 poin, di bawah City yang juara dengan 100 poin.
Melihat lawan yang dihadapi The Reds, mereka tak akan bertemu tim besar pada tujuh laga ke depan. Skuat asuhan Juergen Klopp berjumpa Southampton, Norwich City, West Ham United, Watford, Bournemouth, Everton, dan Crystal Palace.
Jika 7 laga tersebut dimenangkan, maka Liverpool meraih tambahan 21 poin. Selisih 19 poin bisa dipertahankan pada saat City juga memenangkan 7 laga mereka. Kompetisi hanya menyisakan 7 laga lagi atau memperebutkan 21 poin.
Setelah tujuh laga itu, barulah Liverpool bertandang ke markas Manchester City di Etihad, Sabtu (4/4/20) pukul 21.00 WIB. Inilah laga krusial bagi Liverpool, laga yang ke-32. Kemenangan atas City dalam laga ini membuat selisih jarak menjadi 22 poin, sementara sisa laga tinggal 6 laga atau 18 poin maksimal. Hal itu berarti Liverpool juara karena tidak mungkin terkejar oleh City sekalipun mereka meraih sisa poin 6 laga terakhir.
Bahkan Liverpool cukup bermain seri saja di Etihad sudah berhasil membuat mereka meraih juara Premier League. Selisih jarak menjadi 20 poin sementara sisa 6 laga tinggal 18 poin, tidak cukup untuk bisa mengejar Liverpool.
Bagaimana jika Liverpool kalah di Etihad? Maka selisih jarak Manchester City dengan Liverpool menjadi 16 poin. Masih ada 6 laga (18 poin) yang mereka perebutkan. Liverpool cukup meraih 3 poin saja dari 6 laga sisa mereka. Sedangkan bagi City untuk bisa meraih juara, mereka harus memenangkan 6 laga sisa dengan syarat Liverpool kehilangan 6 laga tersebut.
Saat ini Jurgen Klopp tinggal pandai-pandai mengatur rotasi pemain asuhannya. Selain Premier League, juga ada Piala FA yang harus diikuti Liverpool. Belum lagi tantangan terberat Liverpool adalah mereka harus membagi konsentrasi ke Liga Champions yang sudah memulai fase knock-out.
Hanya keajaiban luar biasa yang menggagalkan Liverpool meraih juara Premier League tahun ini.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H