"Iya ya!" Gumamku sambil tersenyum sendiri, "Begini Lis skripsi sudah saya koreksi termasuk data HPLC. Tampaknya ada beberapa sampel yang hasil analisanya masih kurang akurat. Listya harus meluangkan waktu untuk mengulang analisa HPLC. Paling tidak minggu ini sudah dikerjakan agar bulan depan sudah bisa masuk agenda ujian akhir skripsi." Kataku menyampaikan panjang lebar prosedur perbaikan skripsinya.
"Ya Pak kalau begitu besok saya booking alat HPLC dulu. Mudah-mudahan sedang kosong sehingga minggu ini sudah bisa saya kerjakan analisanya," kata Listya.
Terus terang selama dia berbicara, tidak lagi kuperhatikan yang dia bicarakan. Aku begitu menikmati suara lembutnya. Listya memiliki kelembutan suara seperti Diana Faria. Ini keterlaluan bagiku karena sangat terobsesi dengan kehadiran gadis ini seolah Diana Faria. Â
"Hallo! Kenapa diam saja Pak?" Terdengar suara Listya mengagetkanku. "Oh ya ya sorry Lis aku tadi melamun," kataku sambil tertawa.
"Wah ingat kekasih hati ya Pak?" Kata Gadis itu menggodaku.
"Bukan Lis. Ah kamu itu ada ada saja," sahutku sambil tersenyum. "Oke kalau begitu besok Listya mulai bikin program dan jadwal sesuai saran saya ya!" Kataku mencoba mengembalikan pembicaraan ke topik semula.
"Baik Pak, secepatnya saya mengambil hasil revisi Bapak. Apakah besok boleh? Bapak punya waktu?" Tanya Listya.
Untukmu waktu selalu ada Listya, kataku dalam hati.
"Iya ada waktu. Oke Lis, ditunggu di Kantor. Pagi-pagi saja ya, Lis," jawabku. "Sampai ketemu besok. Assalaamualaikum!" Kataku menutup pembicaraan.
"Terima kasih Pak. Waalaikumsalaam," suara jawaban Daisy Listya.
Ya Tuhan besok aku bertemu dia lagi. Rasanya sudah tidak sabar, namun waktu baru menunjukkan pukul sembilan malam lewat seperempat. Itu berarti aku harus mengarungi malam yang terasa sangat panjang karena harus menunggu esok untuk bertemu Daisy Listya.