Ketika mencermati laga tersebut tampaknya Shin juga menemukan kelemahan lain selain dari kekuatan fisik yang akan ikut dibenahi.
Selama ini filosofi sepak bola Shin Tae-yong sangat agresif dan lebih ofensif daripada defensif. Apakah itu akan berlanjut di Indonesia? Tentu saja ini sebuah pertanyaan yang sangat menarik ditunggu realisasinya.
Ternyata Shin dalam melakukan pendekatan sepakbolanya menggunakn pola fleksibel. Sepakbola itu selalu dinamis sesuai dengan kemampuan Negara yang bersangkutan.
Mungkin itulah sebabnya Shin harus menggunakan strategi yang sesuai dengan tim. Karena Shin juga harus menyadari, melihat situasi sepakbola Indonesia, mereka tidak dapat benar-benar bermain sepak bola ofensif. Mereka juga harus bersiap untuk sepakbola defensif. Inilah fleksibilatas yang dilakukan Shin dalam pengembangan sepakbola Indonesia.
Tetapi menurutnya, melawan tim Asia Tenggara, tetap harus digunakan strategi yang lebih ofensif. Ketika bermain melawan tim-tim kuat di Asia, seperti Korea dan Jepang, maka filosofi yang digunakan adalah sepakbola bertahan. Harus cerdas dalam memainkan sepakbola defensif secara efisien.
Melihat apa yang dikemukakan Shin Tae-yong, tampak sekali dia lebih menggunakan pendekatan yang sangat kompromis kepada iklim sepakbola Indonesia. Memang sudah seharusnya demikian karena Shin yang harus beradaptasi dengan Indonesia bukan sebaliknya. Selamat bekerja Shin Tae-yong.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H