Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Spurs Kalah dan Penggemar Mereka Juga Rasis, Sangat Memalukan

23 Desember 2019   15:22 Diperbarui: 23 Desember 2019   15:34 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rudiger (Foto Skysports.com) 

 

Kabar tidak elok kembali hadir dari kasus rasisme dalam sepakbola. Laga Premier League pekan ke-18, Minggu (22/12/19) berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium yang megah itu ditandai dengan perilaku memalukan dari penggemar Spurs. Pemain Chelsea Antonio Rudiger diduga mengalami pelecehan ras selama pertandingan tersebut oleh para oknum supporter tuan rumah. Sejauh ini pihak klub Tottenham tengah melakukan penyelidikan menyeluruh.

Bek Chelsea Antonio Rudiger melaporkan dugaan pelecehan rasis dari penggemar Tottenham dalam pertandingan Liga Primer. Menurut Skysports.com (22/12/19), saat itu ada pengumuman di stadion yang mengatakan bahwa perilaku rasis di antara para penonton mengganggu permainan. Pengumuman di Stadion Tottenham Hotspur juga mengatakan: "Harap diingat bahwa rasisme tidak memiliki tempat dalam sepakbola."

Tampaknya slogan itu hanya menjadi pemanis di bibir saja karena rasisme dalam sepakbola kembali terjadi. Perlakuan rasis yang dilakukan supporter Spurs ini tidak bisa ditolerir. Rudiger dilecehkan sekitar menit ke-63 yang mengindikasikan dia telah menghadapi pelecehan rasis oleh penggemar Spurs dengan meniru gerakan monyet.

Wasit pertandingan, Anthony Taylor, menerapkan langkah pertama protokol FIFA yang menangani diskriminasi dalam pertandingan. Kejadian ini sangat merugikan reputasi Spurs yang saat ini sedang melakukan perbaikan perfroma bersama Jose Mourinho. Sungguh ini adalah kebodohan para supporter pada saat klub kesayangan mereka kalah dalam laga malam itu.

Chelsea berhasil memenangi pertandingan 2-0 dengan Willian mencetak kedua gol dalam laga yang juga diwarnai kartu merah untuk Spurs. Heung-Min Son dikeluarkan di babak kedua karena melakukan kekerasan kepada Antonio Rudiger yang jadi korban perlakuan rasis.

Frank Lampard (Foto Getty Images) 
Frank Lampard (Foto Getty Images) 

Seusai laga panas tersebut, Rudiger segera berbicara dengan pejabat pertandingan mengenai insiden tersebut ditemani oleh Frank Lampard dan Kapten Chelsea, Azpilicueta. Sementara itu pihak tuan rumah, Tottenham mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami sekarang sedang melakukan penyelidikan menyeluruh. Segala bentuk rasisme benar-benar tidak dapat diterima dan tidak ditoleransi di stadion kami."

"Kami menanggapi tuduhan semacam itu dengan sangat serius dan akan mengambil tindakan sekuat mungkin terhadap setiap individu yang ditemukan berperilaku sedemikian rupa, termasuk larangan hadir di stadion." Demikian rilis resmi dari pihak Spurs seperti dilansir Skysports.com (22/12/19).

Dalam akun twitter miliknya, Rudiger meluangkan waktu untuk berterima kasih kepada penggemar atas dukungan mereka atas insiden itu. Pemain Chelsea asal  Jerman ini juga berharap para pelanggar akan diidentifikasi dan dihukum.

Adalah suatu hal yang amat petning hal ini harus dibicarakan dalam forum terbuka di depan masyarakat umum.  Hal ini dilakukan agar kasus seperti ini tidak begitu saja hilang dari ingatan. Para pelakunya harus dihukum.

Bagi Rudriger peristiwa ini sangat menyedihkan ketika harus melihat perlakuan rasis hadir lagi di pertandingan sepak bola. "Saya tidak ingin melibatkan Tottenham sebagai seluruh klub dalam situasi ini karena saya tahu hanya beberapa orang idiot yang menjadi pelaku. Saya mendapat banyak pesan dukungan di media sosial dari penggemar Spurs juga dalam beberapa jam terakhir - terima kasih kasih banyak untuk ini." Demikian Rudriger menuliskan pernyataan itu dalam akun twitter pribadinya, witter.com/ToniRuedriger (22/12/19).

Apa yang harus dilakukan FIFA atau UEFA dalam hal kasus rasisme yang selalu berulang? Di Negeri Eropa yang memiliki peradaban maju dan modern ternyata masih ada segelintir orang yang berperilaku idiot dan biadab. Sangat memalukan Negara mereka. Sepakbola itu menyatukan yang berbeda. Sepakbola itu universal dan kebersamaan seluruh umat manusia, menembus batas perbedaan.

Salam hangat @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun