Final ajang FIFA Club World Cup Qatar 2019 berlangsung Minggu (22/12/19) pukul 00.30 WIB dini hari di Stadion Khalifa, Doha Qatar. Liverpool berhadapan dengan wakil Brasil, Flamengo. Final ini adalah peristiwa sangat penting bagi seorang Jordan Henderson. Apakah Liverpool akan memberikan senyum kemenangan seorang Henderson? Hasil apapun nanti baginya adalah momen yang tetap patut dirayakan dengan senyum.Â
Jurgen Klopp dalam jumpa Pewarta di Khalifa International Stadium seperti dirilis Liverpoolfc.com (20/12/19), mengatakan: "Ayah saya selalu berkata, apa pun yang terjadi di masa depan, apa pun yang orang akan katakan kepada Anda di masa depan, Pele adalah pemain terbaik di dunia. Hal pertama yang saya pikirkan tentang sepakbola Brasil adalah Pele, dan banyak pemain bagus lainnya jelas berasal dari negara yang indah ini."
"Saya tidak tahu apakah saya bisa benar-benar menilai sepakbola Brasil setelah menonton Flamengo beberapa jam atau bahkan lebih, tapi saya tahu apa yang mungkin kita harapkan dari Flamengo - gaya yang sangat kuat, gaya yang sangat bagus, gaya yang terorganisir." Demikian Klopp sangat menaruh respek kepada lawan Liverpool di final ini.
Sementara itu bagi Jordan Henderson, satu lagi kemenangan di Doha tersebut maka akan menjadikannya sebagai kapten pertama Liverpool yang pernah mendapatkan gelar juara dunia.
"Tidak ada yang mustahil dalam sepakbola. Anda selalu percaya, dan terutama di Liverpool Anda ingin memenangkan trofi terbaik, jadi saya selalu ingin berada di kompetisi ini, menantang di setiap kompetisi yang kami mainkan."kata gelandang serbaguna itu kepada FIFA.com (20/12/19).
Henderson adalah sosok yang memiliki peran sangat vital bagi Liverpool. Selama ini dia adalah gelandang serang yang posisinya dulu ditempati legenda Liverpool Steven Gerrard. Namun Hendo panggilan akrabnya, juga menjadi pemain yang serba bisa untuk posisi lainnya. Dalam kejuaraan dunia antar klub ini, dia harus menerima tugas menjad bek tengah menggantikan Virgil van Dijk yang cedera.
Bersama bek tengah Gomez, Henderson terpaksa turun ke pusat pertahanan The Reds untuk pertama kalinya. Dia harus bertempur mengamankan tiket final melawan klub Meksiko, Monterrey. Mungkin dalam final ini juga peran tersebut akan kembali dilakoninya. Kecuali ada salah satu bek tengah Liverpool sudah pulih dari cedera, maka Henderson akan kembali memimpin lini tengah Liverpool.
Laga final ini baginya menjadi ujian yang sangat sulit, seperti laga malam sebelumnya di semifinal. Menurut Hendo, Flamengo adalah skuad yang memiliki banyak kekuatan yang perlu diwaspadai. Ada Gabigol dan Bruno Henrique, yang harus dicermati sebagai ancaman dari Flamengo.
Meskipun demikian Henderson merasa dan juga semua pemain Liverpool selalu percaya diri memasuki permainan, tidak peduli siapa lawan mereka. Tetapi pada saat yang sama mereka juga menganggap bahwa Flamengo adalah tim yang sangat bagus dengan pemain-pemain brilian.
Ini adalah momen yang langka dalam sejarah klub yang mengisyaratkan sesuatu yang sulit ditemukan untuk enam kali juara Eropa dan 18 kali jura Liga Primer Inggris ini. Henderson tahu bahwa menjadi juara dunia adalah kesempatan langka.
Dari catatan FIFA.com (20/12/19), ini bukan pertemuan pertama Liverpool dan Flamengo sebagai perwakilan dari Brasil. Kedua tim ini pernah saling berhadapan di final Piala Intercontinental 1981, ketika Flamengo mengalahkan Liverpool 3-0 di depan 62.000 penggemar di Stadion Nasional Tokyo.
Maka dalam laga final ini kemenangan untuk The Reds akan menjadi sangat berarti karena mereka tidak hanya membalas kekalahan pada 1981, tetapi juga mengklaim gelar perdananya sebagai Juara Klub Piala Dunia, setelah kehilangan final edisi 2005 dari klub Brasil lainnya, Sao Paulo.
"Kami telah melakukan banyak pekerjaan untuk berada di posisi ini, datang ke sini dan mencoba memenangkan kompetisi. Ini adalah final, ini adalah trofi lain yang bisa kami menangi, jadi kami harus memberikan segalanya untuk bisa melakukan itu." Demikian tekad Henderson seperti dikemukakan dihadapan para Pewarta seperti dirilis situs resmi FIFA tersebut.
Final sudah siap dijalani dan tekad sudah dibulatkan hanya tinggal upaya keras di lapangan yang akan menentukan hasil akhir. Sejarah sudah sangat dekat ada di depan mata.
Salam hangat @hensaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H