Laga perdana melawan Swedia, Tae-yong memakai formasi ofensif 4-3-3. Di lini depan, pelatih kelahiran Yongdeok mengandalkan trio Son Heung-min, Kim Shin-wook, dan Hwang Hee-chan. Dengan formasi ini, timnas Korsel tidak berhasil mengamankan poin penuh. Taegeuk Warriors takluk 0-1 gara-gara gol tendangan penalti Andreas Granqvist.
Pada laga kedua menghadapi Meksiko, skuad asuhan Tae-yong ini harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 1-2. Dalam laga ini Tae Yong kembali ke formasi favorit 4-4-2. Dua pemain depan ditempati Son dan Lee Jae-sung, sedangkan posisi double pivot ditempati Ju Se-jong serta Ki Sung-yueng. Dua gol dari Carlos Vela dan Javier Hernandez hanya bisa dibalas gol penalti Son pada masa injury time babak kedua.
Laga terakhir berhadapan dengan juara bertahan Jerman di Piala Dunia 2014 Brasil. Saat bermain di laga terakhir fase grup ini ternyata Tae Yong tetap memakai formasi 4-4-2. Ternyata formasi ini membuahkan kemenangan atas Jerman.
Formasi kesayangan Tae-yong ini belum tentu cocok jika diterapkan untuk Timnas Garuda yang sudah familiar dengan 4-3-3 atau 4-2-3-1. Jika nanti Shin Tae-yong resmi menjadi pelatih Timnas Garuda, maka perlu ada pembicaraan dengan Direktur Teknik PSSI, Danurwindo, formasi mana yang lebih cocok digunakan dalam skuad Garuda. Demikian pula sepakbola Filanesia yang menjadi basis kuat pembinaan usia muda harus diperkenalkan kepada Tae-yong.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
