Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Garuda Muda Vs Vietnam, Menang dengan Sepak Bola Pragmatis

10 Desember 2019   11:31 Diperbarui: 10 Desember 2019   12:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri dan Osvaldo Haay (Foto ANTARA/Sigid Kurniawan)

Laga final Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Vietnam pada ajang SEA Games 2019 berlangsung pada Selasa (10/12/19) pukul 19.00 WIB di Rizal Memorial Stadium Filipina. Mereka memang sangat layak saling bertemu di final. 

Bagi skuad Indra Sjafri ini adalah kesempatan untuk meraih emas sekaligus membalas kekalahan sebelumnya pada fase grup ketika mereka tunduk 1-2 dari Vietnam.  

Menjelang laga final perebutan medali emas tersebut, pasukan Indra Sjafri melakukan latihan rutin. Mereka sudah bergegas ke lapangan dari Hotel sekitar pukul 5.45 waktu setempat pada Senin pagi tersebut disaat sinar matahari belum nampak.

Sesi latihan diawali dengan pemanasan, pemantapan passing dan kontrol bola. Tim pelatih benar-benar memberikan intruksi dan para pemain menjalankannya dengan serius. Strategi permainan yang bakal diterapkan serta antisipasi adu tendangan penalti juga masuk dalam sesi latihan pagi itu.

Wajah para pemain menunjukkan kesungguhan dan tekad penuh untuk meraih emas SEA Games yang sudah lama sekali diimpikan. Hal ini karena sudah 28 tahun yang lalu emas sepakbola terakhir diraih Timnas Garuda. Inilah kesempatan dan terbaik bagi skuad Garuda Muda mencatat sejarah.

Pelatih Indra Sjafri meminta semua pemain fokus ke pertandingan. "Ini adalah pertandingan yang kami tunggu. Sebelum kita lolos di fase grup, saya sudah menyatakan setelah kalah dari vietnam, 'saya tunggu vietnam di final'. dan akhirnya ketemu lagi di final."

"Pertandingan ini adalah pertandingan yang menarik, saya harap indonesia menjadi pemenangnya," kata Indra dalam rilis situs resmi Federasi, PSSI.org (9/12/19).

Fokus dalam laga, tidak membuat kesalahan fatal, komunikasi intens antar pemain an utamakan kerja sama tim semata untuk meraih kemenangan. 

Siapapun pencetak gol dalam laga ini tidak penting yang penting adalah kemenangan. Itulah mungkin pesan untuk para pemain Garuda Muda.

Ini adalah laga final yang harus dihadapi oleh kedua tim dengan cerdas. Pelatih Vietnam asal Korea Selatan, Park Hang-seo sendiri mengakui bahwa Garuda Muda memiliki kedalaman skuat yang bagus dengan kualitas pemain inti dan cadangan yang sama baiknya.

Namun pelatih yang pernah menjadi asisten Guss Hidding di Piala Dunia Korea Selatan 2002 tersebut mengetahui dimana kelemahan skuad Indra Sjafri. "Ini tim yang sempurna. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang. Kedua tim sudah mencetak 17 gol di fase grup, tetapi Indonesia kebanyakan mencetak gol dari dua sisinya, jadi kami tahu bagaimana mempersiapkannya." Ujar Park seperti dilansir Sport.detik.com (9/12/19).

Park juga mengakui bahwa ini adalah laga yang menguras berat secara fisik. Vietnam dalam hal kebugaran dan stamina nampak lebih unggul dari Indonesia dengan mengacu pada laga mereka di fase grup. Namun juga Indonesia sudah mampu memperlihatkan kemampuan fisik mereka pada laga semifinal ketika harus bermain selama 120 menit tanpa lelah.

Kedua tim akan bermain dengan cara yang berbeda seperti pertemuan mereka pada fase grup. Vietnam yang biasa bermain menyerang, dalam laga kali ini akan sangat berhati-hati pada awal-awal laga. Mereka pada 15 menit pertama mencoba melakukan penguasaan bola dengan sabar. Sedangkan Garuda Muda sendiri mengincar gol cepat pada menit-menit awal laga ini.

Pada final ini siapapun yang mencetak gol lebih dulu maka tim ini akan melakukan pengamanan kemenangan ini sekuat tenaga dengan cara men "delay" permainan. Termasuk Vietnam diprediksi menerapkan taktik tersebut saat mereka sudah unggul.

Bagi Garuda Muda tidak ada jalan lain mereka harus bermain dengan cerdas terutama peran penting Evan Dimas sebagai dirijen lapangan tengah. Zulfiandi sebagai breaker yang berperan penyeimbang transisi tim. Dua pemain ini menjadi kunci stabilitas tim dalam bertahan dan menyerang.

Solidnya kuartet lini belakang yang fokus menahan semua serangan Vietnam, menjadi jaminan aman dari gawang Nadeo. Kekompakan mereka sangat diharapkan dengan sekecil mungkin melakukakan kesalahan di area pertahanan.

Terakhir adalah peran para penyerang, Sani Rizki, Egy, Saddil dan Osvaldo harus melakukan aktivitas yang penuh dengan variasi untuk menjebol gawang Vietnam. Produktivitas gol mereka sangat diharapkan dalam final ini kembali dibuktikan dengan mencetak gol.

Perjuangan dan tekad luar biasa untuk Garuda Muda. Bravo Merah Putih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun