Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Luis Milla, Filanesia, dan Target Juara

1 Desember 2019   04:49 Diperbarui: 1 Desember 2019   14:09 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Milla memberikan presentasi programnya (Foto PSSI.org)

Kandidat pelatih Timnas Indonesia ada dua yaitu Luis Milla dan Shin Tae-yong. Mereka sudah memaparkan presentasi programnya masing-masing di hadapan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan dan jajaran exco lainnya.

Presentasi Shin Tae-yong berlangsung di Kuala Lumpur pada Selasa (19/11/19), saat Timnas Garuda melakukan laga melawan Malaysia diajang Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022. Sedangkan Luis Milla memberikan presentasi di Manila pada Jumat (29/11/19) ditengah-tengah perjuangan Timnas U-23 menjalani ajang SEA Games 2019.

Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Somantri mengungkapkan, setelah presentasi ini, PSSI akan mempertimbangkan dan membandingkan dari masing-masing proposal pelatih. Pilihan yang tepat nanti berdasarkan kualitas program dan target jangka panjang dan jangka pendek yang mereka tawarkan.

"Tentu targetnya adalah juara yang menjadi tolok ukur. Jika gagal, mereka secara sadar harus mengakui dan tidak lagi menyalahkan federasi. Dia sudah melatih cukup lama, jadi harusnya bukan cuma proses lagi, tetapi hasil yakni gelar juara seperti yang didambakan masyarakat Indonesia," jelas Cucu seperti dirilis situs resmi Federasi, PSSI.org (30/11/19).

Soal presentasi Milla yang memaparkan programnya, bagi Cucu tidak ada hal yang baru. Oleh sebab itu menurutnya sangat wajar jika PSSI meminta garansi apakah Milla bisa membawa tim Indonesia menjadi juara atau tidak.

Menurut Cucu. Shin Tae-yong ketika ditanya kesanggupannya meraih juara Piala AFF 2022, pelatih asal Korea tersebut dengan tegas menyanggupinya. Berbeda dengan Luis Milla yang hanya mengatakan akan diupayakan untuk memenuhi target tersebut.

Kesan dari komentar Cucu ini adalah PSSI akan memilih Shin Tae-yong karena berani memberi target juara Piala AFF sedangkan Luis Milla bukan pilihan yang tepat karena tidak menjamin juara diajang ASEAN tersebut.

Jika PSSI ingin memberi target kepada mereka, Shin Tae-yong dan Luis Milla, maka jangan hanya juara diajang ASEAN, tetapkan saja target yang tinggi misalnya Juara Piala Asia atau bahkan lolos menuju Piala Dunia 2024. 

Pilih Prestasi Instan atau Fondasi Kuat Sepakbola Nasional
Apa yang dikemukakan oleh Cucu Somantri, Waketum PSSI ini adalah penyakit lama. Selalu saja target pengurus PSSI adalah target instan. Memang boleh saja sasaran jangka pendek dimasukkan dalam rencana program namun sebaiknya bukan menjadi tolok ukur utama. Hal itu hanya menjadi tolok ukur antara.

Target juara Piala AFF bukan tidak penting namun itu sebaiknya hanya digunakan sebagai target antara yang semata digunakan sebagai evaluasi program dengan target yang lebih tinggi misalnya Juara Asia. Dalam pembinaan sepakbola yang paling utama adalah pembangunan fondasi yang kuat dan kokoh sehingga kedepannya sangat menunjang prestasi tinggi.

Filosofi Sepakbola Indonesia, Filanesia
Salah satu fondasi itu adalah kurikulum Filanesia yang menjadi acuan pembinaan sepakbola usia dini di Indonesia. Filanesia adalah hasil kerja PSSI bersama Dirtek Danurwindo dengan semua elemen yang mendukungnya, Dalam hal ini termasuk kontribusi Luis Milla yangsaat itu menjadi Pelatih Timnas Asian Games 2018.

Milla tahu benar budaya sepakbola Indonesia. Kelebihan dan kelemahannya serta potensi para pemain muda yang saat ini ada dalam Bank Pemain Nasional.

Berbeda dengan Shin Tae-yong yang baru pertama kali berada dalam atmosfir persepakbolaan Indonesia. Bahkan pelatih asal Korea Selatan ini mungkin sama sekali tidak mengenal pemain nasional Indonesia yang selama ini aktif.

PSSI harus menentukan pelatih Timnas garuda bukan berdasarkan besaran gaji mereka mahal atau murah namun berdasarkan kualitas dan kompetensi mereka dalam ilmu kepelatihan dan pengalaman berkiprah di kancah sepakbola Dunia.

Jika ada seorang pelatih bergaji mahal namun itu karena dia memang memiliki kualitas yang tinggi, maka bukan menjadi masalah bagi PSSI untuk memberinya kontrak jangka panjang kepadanya. Apalagi terkait dengan ajang Kejuaraan Piala Dunia U-20 yang berlangsung di Indonesia.

PSSI katanya tidak punya duit?

Jangan khawatir Pemerintah bersedia membantu pembiayaan pelatih untuk sepakbola. Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto kepada wartawan, seperti dilansir CNNIndonesia (28/11/19) mengatakan: "Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga siap membantu PSSI terkait pembayaran gaji pelatih Timnas Indonesia." 

Sekarang hanya tinggal PSSI menentukan pelatih terbaik dari dua pilihan tersebut, Luis Milla atau Shin Tae-yong. Menurut Anda siapa yang akan dipilh?

Salam hangat @hensa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun