Secara keseluruhan laga sore itu sebenarnya dikuasai sepenuhnya oleh Thailand. Mereka unggul dalam penguasaan bola dengan 60 persen ball possession. Kendati demikian skuad Gajah Perang ini memiliki kendala dalam penyelesaian akhir. Menguasai lini tengah dengan memainkan pola serangan terencana namun bola selalu kandas di area 16 meter pertahanan Indonesia.
Sementara Indonesia walaupun hanya menguasai 40 persen ball possession namun berhasil mendapatkan 4 peluang 3 diantaranya tepat sasaran sementara Thailand menguasai permainan namun hanya memiliki 1 peluang.
Setelah gol pertama yang dicetak Egy Maulana Vikri pada menit ke-4, praktis Garuda Muda lebih banyak bertahan di area mereka. Taktik Indra kali ini sangat jauh dari pakemnya selama ini yaitu menyerang dengan mengandalkan possession football dan kedua sayap. Sepakbola pragmatis tidak perlu malu harus diterapkan dalam sebuah turnamen jika hal tersebut membawa keuntungan bagi tim.
Melawan Thailand yang organisasi permainannya lebih rapi dengan kerja sama tim solid, Indra menerapkan taktik bertahan dengan pola zona marking. Taktik ini dikombinasikan dengan serangan balik cepat melalui sayap. Gol kedua yang dicetak Osvaldo Haay pada menit ke-86 adalah bukti keberhasilan strategi seperti ini.
Bagaimanapun yang sudah dilakukan oleh skuad Garuda Muda maka itulah perjuangan mereka yang harus diberikan apresiasi tinggi. Anak-anak muda ini berjuang untuk membela kehormatan Negeri tercinta, Indonesia.
Laga perdana sudah dilewati dengan berhasil. Garuda Muda tetap semangat menyambut laga-laga berikutnya dengan kemenangan. Bravo Merah Putih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H