Rasanya sudah keterlaluan bagi seorang Pelatih yang masih bertahan ketika tim asuhannya mengalami kekalahan beruntun sebanyak 4 kali dengan skor yang menyolok. Hal itu terjadi saat Timnas Garuda kalah 2-3 dari Malaysia, 0-3 dari Thailand, 0-5 dari Uni Emirat Arab dan 1-3 dari Vietnam. Total kebobolan 14 gol dan hanya mampu mencetak 3 gol.
Hasil ini membuat Indonesia berada paling buncit tanpa poin dalam klasemen grup G diajang kualifikasi Piala Dunia 2022 seperti dirilis The AFC.com (17/10/19). Â Thailand memimpin dengan 7 poin disusul Vietnam dengan 7 poin, UEA (6 poin) dan Malaysia (3 poin).
"PSSI pasti sedih dengan hasil ini. Saya tidak keberatan harus minta maaf ke masyarakat atas hasil ini. Seluruh bangsa Indonesia pasti kecewa. Makanya, saya minta, sebelumnya dengan legowo, Simon McMenemey meletakkan jabatannya. Datanglah ke PSSI, mundur secara baik-baik." Demikian kata Refrizal, salah anggota Exco PSSI yang turut mendampingi Timnas bertanding di Pulau Dewata semalam, dalam sambungan telepon dengan detikSport.com (16/10/19).
Seperti yang telah dikatakan Refrizal di atas, Simon memang harus mengambil sikap. Jalan terbaik adalah mengundurkan diri dari kursi pelatih. Apalagi kekalahan terakhir saat bertanding melawan Vietnam menimbulkan suasana keharmonisan tim sudah ternoda. Para pemain merasakan frustrasi dan butuh sentuhan ajaib dari seorang pelatih. Namun Simon dirasa sudah gagal memberikan motivasi tersebut.
Namun nampaknya Simon tetap bersikukuh bahwa keterpurukkan ini bukan semata faktor pelatih. "Ketika orang yang di luar berteriak Simon Out, tidak usah dipedulikan. Mungkin ketika saya kembali ke bus mereka bisa membunuh saya, tetapi di sini kita harus ingat, kita ingin lolos ke Piala Dunia, tetapi kita lupa bahwa pada Piala Dunia sebelumnya kita dibanned FIFA," jelas Simon seperti dilansir detikSport.com (16/10/19).
Simon berusaha menjelaskan bahwa hambatan sepakbola Indonesia ini terlalu banyak. Jadi bagaimana bisa punya ekspektasi untuk lolos ke Piala Dunia jika hambatan tersebut tidak dibereskan. Bagaimana mau lolos ke Piala Dunia ketika para Fans Timnas Garuda menaruh banner yang tidak sopan lalu mereka masuk ke lapangan melakukan intimidasi kepada suporter lawan.
Menurut Simon hambatan seperti itu harus segera dibenahi. Termasuk pengelolaan Liga domestik yang jadwalnya sangat amburadul sehingga menimbulkan terkurasnya kebugaran para pemain.
Sebenarnya hambatan tersebut adalah masalah klasik yang selalu saja ada ditengah program sepakbola negeri ini. Anehnya PSSI masih juga belum mampu membenahinya dengan baik. Â
Terlepas dari prestasi buruk Timnas Garuda dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022, sebaiknya apa yang dikatakan Simon sebagai hambatan dan masalah yang harus dibenahi PSSI harus menjadi catatan serius untuk segera dituntaskan.
Kebetulan bulan depan tepatnya 2 November 2019, PSSI akan mengadakan Kongres Pemilihan Ketua Umum dan Komite Eksikutif. Dalam Kongres tersebut bisa diputuskan hal-hal penting terkait Timnas Garuda dan bagaimana nasib Pelatih Simon McMenemy.
Jika melihat kondisi terkini dalam masyarakat sepakbola Indonesia, maka Simon kemungkinan akan dilengserkan dalam agenda Kongres tersebut. Oleh sebab itu bagi Simon hanya tinggal pilih, mundur secara terhormat atau menunggu dilengserkan PSSI. Â
Berikutnya Timnas Indonesia akan menjalani laga tandang lawan Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 November 2019. Diharapkan sebelum laga tersebut, Timnas Garuda sudah memiliki pelatih baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H