Mungkin sudah saatnya Pelatih Simon McMenemy mulai berfikir logis untuk mengundurkan diri . Empat kekalahan dari 4 laga dengan 14 kebobolan dan hanya mencetak 3 gol adalah gambaran hasil racikannya dalam membesut Timnas Indonesia. Sekaligus itu adalah gambaran kegagalannya sebagai Pelatih.
Dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022, Timnas Indonesia kembali harus menerima kenyataan pahit kalah di kandang sendiri untuk ketiga kalinya di  grup G. Setelah kalah dari Malaysia dan Thailand, kali ini Vietnam berhasil membungkam Indonesia dengan skor 3-1, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (15/10) malam (The AFC.com 15/10/19).
Gawang Skuat Merah Putih kebobolan satu gol di babak pertama oleh Do Duy Manh yang menafaatkan bola liar dari sepak pojok. Dua gol lainnya terjadi pada babak kedua hanya dalam tempo enam menit. Gawang Ridho kemasukan penalti Que Ngoc Hai di menit ke-55 dan gol dari Nguyen Tien Lienh di menit ke-61. Irfan Bachdim berhasil memperkecil menjadi 1-3 pada menit ke-80.
Dengan kekalahan ini berarti Pelatih Simon McMenemy belum sekalipun meraih kemenangan dalam 4 laga dalam ajang tersebut masing-masing kalah 2-3 dari Malaysia, 0-3 dari Thailand, 0-5 dari Uni Emirat Arab dan 1-3 dari Vietnam. Kebobolan 14 gol dan hanya mampu mencetak 3 gol alias deficit 11 gol. Berada pada posisi juru kunci grup G dengan poin kosong.
McMenemy menilai, sebenarnya para pemainnya sudah bermain cukup bagus pada laga ini. Namun ada kelengahan yang terjadi, sehingga membuat Vietnam bisa mencetak gol.
"Pemain sudah bermain sangat bagus, bertahan sangat bagus, organisasi bagus. Tapi 10 menit tidak konsentrasi, kami kebobolan. Tiga gol vietnam hadiah dari kami. Tanpa mengurangi respek terhadap Vietnam, mereka adalah tim muda dan punya pengalaman. Mereka sudah sering bersama-sama," ucap McMenemy, dalam jumpa pers setelah pertandingan seperti dilansir Goal.com (15/10/19).
Fakta dilapangan menunjukkan pada babak pertama terutama dimenit-menit awal, Indonesia masih bisa mengendalikan permainan. Bahkan melihat persentase penguasaan bola juga masih relative imbang.
Lini belakang yang digalang kuartet Yano Basna, Dutra, Putu Gede dan Abduh Lestaluhu cukup solid bertahan. Sebelum diujung babak pertama terjadi gol akibat salah antisipasi tendangan pojok Vietnam.
Lini tengah yang digalang dengan baik oleh Evan Dimas dan Bayu Pradana serta pergerakkan Stefano Lilipaly cukup kreatif. Hanya saja dua sayap Saddil dan Riko yang masih tersendat membuka pertahanan Vietnam sehingga Beto terisolir sendiri  di depan.
Seperti dikatakan Simon skuadnya selalu mengulang kesalahan klasik terutma di lini belakang yaitu kehilangan fokus dan buruknya komunikasi diantara mereka. Hal itu terjadi untuk 3 gol Vietnam semuanya akibat masalah klasik tersebut. Gol pertama dari sepak pojok yang salah diantisipasi. Gol kedua dari serangan balik yang terlambat ditutup oleh bek Timnas Garuda yang berujung hukuman penalty. Gol ketiga kecolongan dari serangan balik cepat Vietnam yang tanpa ampun membuat kiper Indonesia tidak bisa berbuat apapun.