Formasi yang sama diterapkan oleh Wolves saat berhadapan dengan Man City yang dikenal sangat agresif. Nuno malah berhasil menumbangkan juara bertahan Premier League ini dikandangnya, Etihad Stadium dengan 2 gol tanpa balas (Premier League 6/10/19).
Simon McMenemy mungkin bisa mengikuti cara-cara Conte dan Nuno. Kuncinya adalah harus memiliki penjaga gawang dan 3 center back yang tangguh berstamina prima.Â
Dua winger yang pandai melakukan transisi cepat dengan kemampuan bertahan yang kuat. Mereka dipastikan akan menerima tekanan hebat sepanjang laga dari para penyerang lawan.
Sementara di lini tengah harus ada 3 pemain yang harmonis berbagi tugas menjaga keseimbangan tim serta memiliki kemampuan umpan jarak jauh yang akurat. Hal ini sangat penting dalam melakukan upaya serangan balik dari duet striker mereka.
Filosofinya fokus bertahan dengan prinsip zona marking atau man to man marking dan secepat mungkin melepaskan umpan akurat kepada duet striker untuk melakukan serangan balik.
Conte dan Nuno berhasil menerapkan cara ini dengan materi skuadnya yang sangat berkualitas. Bagaimana dengan Simon McMenemy? Apakah materi skuadnya bisa mendukung formasi tersebut? Mungkin bisa dilakukan saja dengan materi pemain yang ada.
Penjaga gawang saatnya menurunkan pemain selain Andritany yang sedang menurun performanya. Ada Wawan Hendrawan dan Muhammad Ridho sebagai pilihan. Tiga bek tengah bisa dipilih dari 4 pemain ini, Ricky Fajrin, Hansamu Yama, Yanto Basna, dan Manahati Lestusen.Â
Duet winger yang juga bertugas sebagai full back saat diserang dapat dipilih dari pemain ini, Putu Gede, Gavin Kwan, Abduh Lestaluhu, dan Rezaldi Hehanusa.
Trio lini tengah bisa diisi oleh Evan Dimas, Stefano Lilipaly, dan Zulfiandi untuk mendukung duet striker Beto Goncalves dan Lerby. Bisa juga menggunakan striker tunggal salah satu dari Beto atau Lerby.Â
Jika formasi seperti ini maka satu pemain lainnya bisa diberikan kepada Andik atau Saddil yang fleksibel beroperasi dari sisi kiri atau kanan.