Stadion Gelora Bung Karno seakan bungkam ketika Malaysia mencetak gol kemenangan pada menit 90+6 oleh Mahamadou Sumareh, pemain naturalisasi asal Gambia. Dengan gol ini Malaysia unggul 3-2 atas Indonsia.
"Susah untuk diterima, ini menyakitkan untuk semua, bukan hanya untuk kami, tapi untuk seisi stadion. Kami tahu pada babak pertama pemain sudah bermain cukup bagus, sesuai rencana, ada tekanan dari tim tamu, tetapi ada jarak yang berhasil dimanfaatkan pemain," kata Simon McMenemy seperti dilansir Goal.com (5/9/19).
Sulit dipercaya seperti kata Simon karena Indonesia hingga turun minum masih unggul 2-1 hasil dari 2 gol yang dicetak oleh Beto Goncalves. Saat itu sebuah gol balasan Malaysia juga dicetak oleh Sumareh. Pemain naturalisasi Malaysia asal Gambia ini malam itu benar-benar menjadi bintang Harimau Malaya.
"Dua puluh menit terakhir pemain terlihat capek, lima menit akhir kami coba bertahan, tapi ada satu umpan silang yang melukai kami. Meski berat, saya mau mengucapkan selamat kepada Malaysia. Kami benar-benar kalah, ini benar-benar hasil yang sulit diterima," tutup pelatih asal Skotlandia tersebut secara jujur mengakui kekalahan skuadnya seperti dilansir Goal.com (5/9/19).
Mengapa Timnas Garuda Kalah?
Sebenarnya Timnas Garuda sudah memulai laga dengan benar yaitu melakukan tekanan pada pertahanan Malaysia. Pada 15 menit pertama laga berlangsung Malaysia benar-benar tertekan dan pada menit ke-12 dari kecerdikan Saddil Ramdani memberikan umpan daerah, Beto menyelesaikannya dengan cerdas dengan sebuah sentuhan ke kolong dua kaki penjaga gawang Malaysia, Fahrizal Marlias.
Timnas Garuda sempat kaget ketika Mahamadou Sumareh berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 namun cepat direspon kembali oleh gol Beto hasil umpan Andik dari sisi kiri. Hingga turun minum Indonesia unggul 2-1 atas Malaysia.
Babak kedua menjadi penentu dan pembeda atas performa kedua tim. Semakin kelihatan setelah laga berjalan 30 menit, stamina skuad Simon sangat menurun. Konsentrasi pemain belakang sudah tidak fokus. Banyak ball clearance yang ngawur dengan asal buang saja.
Komunikasi bek tengah antara Hansamu dan Manahati semakin buruk dengan seringnya mereka kedodoran menerima serangan cepat dari gelandang serang Malaysia, Brendan Gan maupun Noor Azam. Demikian pula kedua full back kita, baik Ricky Fajrin maupun Tinus Pae, sangat kerepotan menahan laju dua pemain sayap Malaysia, Sumareh dan Safawi Rasid.
Dua gol Malaysia terjadi akibat hilang fokus lini belakang Timnas Garuda karena mereka sudah kelelahan.
Selain itu Malaysia sangat pandai memainkan ball possession karena organisasi tim mereka tertata rapi. Sementara Indonesia masih sering salah mengumpan dan juga kehilangan akibat kontrol bola yang buruk.
Dengan formasi 4-2-3-1 sebenarnya Timnas Garuda sudah tepat bermain melawan Malaysia. Zulfiandi dan Evan Dimas di babak pertama bermain sangat solid namun mereka mulai kedodoran pada babak kedua karena tekanan pemain-pemain gelandang Malaysia ditingkatkan. Skuad Simon kalah dalam hal fisik dan kebugaran sehingga mereka juga selalu kalah dalam duel individu.
Kekalahan ini menjadi begitu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Simon McMenemy. Perombakan tim terutama pada lini belakang wajib dilakukan saat bermain melawan Thailand dalam laga kedua nanti, Selasa (10/9/19) di Gelora Bung Karno.
Starting line up dalam laga malam itu seperti dilansir PSSI.org (5/9/19) adalah: Indonesia (4-2-3-1): Andritany Ardhiyasa; Yustinus Pae; Hansamu Yama, Manahati Lestusen, Ricky Fajrin; Zulfiandi, Evan Dimas Darmono; Andik Vermansah, Stefano Lilipaly, Saddil Ramdani; Beto Goncalves.
Salam hangat @hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H