Simon McMenemy adalah sosok pelatih asal Skotlandia yang telah memberikan beberapa hal baru yang membawa Timnas Garuda ke arah positif. Selain pembenahan kebugaran fisik dan stamina serta penerapan taktik strategi dilapangan, Simon juga selalu menerapkan disiplin tinggi bagi skuadnya.
Satu hal yang selalu dijadikan patokan disiplin ini adalah attitude pemain baik di lapangan maupun di luar lapangan. Menurut Simon seorang Pemain Nasional adalah pribadi yang harus menjadi panutan bagi seluruh pemain seluruh Indonesia.
"Kami mengharapkan tingkat disiplin tertinggi dari para pemain tim Nasional. Ini telah dibahas beberapa kali dan para pemain telah diingatkan bahwa mereka adalah representasi dari seluruh pemain Indonesia. Para pemain Tim Nasional adalah contoh bagi semua. Ini prinsip dan saya tidak main-main dengan hal ini," ujar Simon seperti dilansir situs resmi federasi, PSSI.org (15/8/19).
Korban pertama dari ketegasan Simon McMenemy adalah Rizky Pora yang dicoret dari tim. Rizky Pora sebagai salah satu dari 24 pemain Timnas Indonesia untuk menghadapi Malaysia dan Thailand pada September mendatang, dicoret karena perilaku Rizky memukul Bayu Gatra dalam laga Liga 1 ketika Barito Putera menghadapi PSM Makasar.
Poin pentingnya Simon adalah mencari pemain yang bisa menjadi role model. Pemain yang mampu menjalankan instruksi serta mampu bermain dalam sistem yang diinginkannya. Simon selalu berharap agar seorang pemain juga memiliki pengetahuan taktik yang baik, sehingga mampu bermain dalam formasi yang berbeda dan juga posisi yang berbeda.
Ada satu hal lagi yang penting yang selalu diterapkan Simon yaitu skuadnya harus bermental kuat, tidak mudah menyerah sebelum bertanding. Simon butuh pemain yang berkarakter kuat dan percaya diri. Mau bekerja keras dengan semangat tanding dengan level tinggi. Â
Dengan khusus pelatih asal Skotlandia ini menyoroti kebiasaan pemain di Liga 1 atau bahkan Liga Eropa yang mencoba melakukan upaya mengulur waktu tatkala timnya dalam keadaan unggul. Simon tidak menyukai cara ini dan dia tidak mau skuad Garuda melakukan hal tersebut. Tim Malaysia sangat dikenal kerap melakukan cara mengulur waktu dengan berpura-pura cedera saat mereka beradu fisik dengan lawan.Â
"Saya pikir ada cara yang benar untuk memberi respek kepada pertandingan, lawan, para pelatih, dan suporter. Anda tahu, setiap pelatih itu berbeda. Beberapa pelatih punya strategi sendiri, ini adalah kepercayaan pribadi saya," kata Simon kepada CNNIndonesia.com (24/8/19).
Menurut  Simon ketika pemain bermain di tim nasional, perilaku mereka pun juga harus lebih baik. Memang banyak yang menganggap bahwa mengulur waktu dengan pura-pura cedera adalah hal biasa dalam sepakbola untuk memberi keuntungan kepada tim. Tapi itu tidak berati hal yang benar untuk dilakukan semntara untuk mempertahankan kemenangan bisa dilakukan dengan cara yang lain yang lebih terhormat.