Manajer kedua tim telah menempatkan lawan mereka dalam sebuah rasa hormat diantara mereka. Rasa hormat sebagai wujud kemampuan sebuah tim yang sangat professional dalam kancah kompetisi yang sangat ketat seperti Premier League.
Laga big match pada pekan kedua Liga Primer Inggris antara Manchester City melawan tamu mereka Tottenham Hotspur berakhir imbang 2-2. Disaksikan 54 000 penonton yang hadir di Etihad Stadium sebagai saksi dari kegagalan City meraih poin penuh di kandang sendiri, Sabtu (17/8/19). City ditolak sebagai pemenang pada injury time ketika gol Gabriel Jesus dibatalkan VAR (Video Assistant Referee).
Premierleague.com (17/8/19) memberitakan bahwa The Blues City mendominasi laga tersebut dengan penguasaan bola 55 persen. City unggul dua kali melalui gol Raheem Sterling dan Sergio Aguero masing-masing pada menit ke-20 dan 35. Kedua gol tersebut adalah berkat assis Kevin de Bruyne yang bermain sangat cemerlang. Kevin pun sangat pantas mendapat predikat sebagai King of The Match dalam laga tersebut.
Mancity.com (17/8/19) mencatat ada 30 tembakan ke gawang Spurs dan 10 tembakan tepat sasaran namun hanya 2 gol. Tendangan sudut mereka ciptakan sebanyak 13 kali yang menggambarkan bahwa City benar-benar mendominasi permainan. Walaupun akhirnya kekecewaan harus mereka alami ketika VAR tidak berpihak kepada Manchester City karena gol injury time dari Gabriel dibatalkan setelah Laporte dianggap melakukan hands ball.
Hasil ini merupakan kegagalan meraih poin penuh pada laga kandang perdana mereka di Etihad Stadium. Perlawanan yang dilakukan Spurs pada Manchester City benar-benar sangat merepotkan. Terutama pada babak kedua, Spurs berhasil bangkit untuk mengimbangi permainan menyerang City.
Spurs dua kali bangkit melawan keunggulan City. Tuan rumah memimpin pada menit ke-20, ketika Raheem Sterling mencetak gol untuk pertandingan kedua berturut-turutnya, Â menyundul umpan silang dari Kevin De Bruyne.
Spurs menyamakan kedudukan tak lama setelah itu berkat tembakan Erik Lamela dari assis Ndombele. Namun skuad Pep Guardiola ini mendapatkan kembali keunggulan mereka sebelum babak pertama usai, ketika De Bruyne memberikan assis akurat yang berhasil diselesaikan menjadi gol oleh Sergio Aguero.
Pada babak kedua adalah seorang Lucas Moura yang berhasil mencetak gol kedua Spurs hanya 19 detik setelah dia masuk sebagai pemain pengganti. Gol ini sebagai penyama kedudukan menjadi 2-2 dan bertahan hingga laga usai.
Pep Guardiola walaupun merasa kecewa dengan hasil ini namun tetap memberikan apresiasinya kepada para pemainnya. Kepada Mancity.com (17/8/19), Guardiola mengatakan :
"Kami bermain luar biasa. Salah satu game terbaik yang pernah kami mainkan bersama. Kami bermain bagus, tapi sayangnya kami tidak bisa menang. Kami akan pulih, melatih dan mempersiapkan pertandingan berikutnya. Kami tidak memiliki penyesalan, itu yang paling penting."
"Cara kami tiba, menciptakan peluang, dan menempatkan Tottenham lebih dalam ketika mereka ingin menekan. Sayangnya, ketika mereka melewati batas, mereka mencetak gol dan kemudian melakukan set piece. Tottenham, salah satu tim terbaik di Eropa." Demikian Pep Guardiola berkomentar seperti dirilis Mancity.com (17/8/19).
Lalu bagaimana tanggapan Manajer Tottenham, Mauricio Pochettino? Dirilis oleh situs resmi klub, Tottenhamhotspur.com (17/8/19), Mauricio mengatakan :"Kami perlu meningkatkan kinerja kami. Anda tahu, yang paling penting adalah bahwa kami memiliki keyakinan dan keyakinan untuk datang ke sini dengan mentalitas, mungkin tidak bermain sebaik mungkin, tetapi mencoba berjuang dengan semua keadaan. Tanpa mentalitas itu, tidak mungkin untuk mendapatkan hasil yang kita dapatkan hari ini."
Begitulah mental bertanding Spurs sudah mereka tunjukkan di Etihad seperti pernyataan manajer mereka. Pochettino juga bicara tentang karakter tim yang memiliki level tinggi untuk mendaatkan satu poin di Etihad ini. Mereka menganggap satu poin ini akan membantu tim menjadi lebih baik dalam laga-laga ke depan.
Manajer kedua tim telah menempatkan lawan mereka dalam sebuah rasa hormat diantara mereka. Rasa hormat sebagai wujud kemampuan sebuah tim yang sangat professional dalam kancah kompetisi yang sangat ketat seperti Premier League.
Memang VAR akhirnya harus membatalkan gol kemenangan City di injury time namun VAR juga yang telah membuat sepakbola memiliki drama versi baru.
@hensaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H