Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Lawan Myanmar Ada Pelajaran Berharga dari Laos

14 Agustus 2019   03:29 Diperbarui: 14 Agustus 2019   03:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagus dan Rendy (Foto The AFC.com) 

Timna Garuda U-18 tinggal menyisakan satu laga melawan Myanmar untuk merebut juara Grup A pada Rabu (14/8/19) pukul 15.00 WIB. Indonesia hanya butuh bermain seri untuk meraih juara grup mengingat produktivitas 16 golnya mengungguli Myanmar dengan 8 gol,  walaupun memiliki poin sama. Saat ini pada klasemen sementara Garuda Nusantara memimpin grup A dengan 12 poin dari 4 kali kekemenangan sama dengan Myanmar. 

Jika ingat laga kemarin, maka siapapun yang menonton langsung Timnas Garuda Nusantara melawan Laos dalam lanjutan Grup A turnamen Piala AFF U-18 dipastikan merasakan kelegaan yang luar biasa. Hal itu wajar karena Laos sudah memberikan perlawanan yang tangguh dan ketat dalam laga yang berlangsung di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City Vietnam, Senin (12/8/19) sore waktu setempat. Garuda Nusantara membungkam Laos dengan skor tipis 2-1.

Laga ini seharusnya menjadi pelajaran sangat berharga bagi para pemain dalam skuad Garuda Nusantara. Laos sudah menunjukkan permainan yang merepotkan skuad Fakhri Husaini. Mereka bermain lugas pada semua lini. Bahkan menguasai permainan dan mengancam gawang Indonesia. Organisasi tim yang kolektivitasnya sangat rapi dan disiplin membuat Garuda Nusantara sedikit keteteran.

"Saya menilai Laos disiplin dalam menyerang dengan menyisakan pemain bertahan mereka di daerahnya dan mereka tal bergerak dari tempatnya. Itu yang membuat kami kesulitan sedikit untuk mengembangkan permainan. Dalam menekan, mereka membagi dua grup, lima menyerang dan lima lagi diam menjaga daerah pertahanannya," penjelasan Fakhri Husaini seusai laga tersebut seperti dirilis PSSI.org (12/8/19).

Pernyataan Fakhri tersebut menunjukkan bahwa Laos benar-benar memberikan perlawanan yang hampir saja menjungkalkan Indonesia. Mereka unggul terlebih dulu pada menit ke-70 ketika pemain Laos, Alounnay Lounlasy berhasil melewati bek-bek Indonesia hanya dengan satu tembakan keras menembus gawang Ernando Ari.

Hanya 2 menit kemudian respon cepat dari Garuda Nusantara melalui Bagus Kahfi berhasil menyamakan skor menjadi 1-1 usai bekerja sama dengan Zico di kotak penalti Laos.

Akhirnya Laos harus gigit jari karena mereka pada injury time menerima nasib sial saat Anoulack Vannalath melesakkan gol bunuh diri. Gol berawal dari umpan silang Bagas Kaffa yang diteruskan dengan sontekan Bagus. Bola sempat tak mengarah ke gawang, namun berbelok masuk ke gawang setelah terkena lutut Anoulack masuk ke gawang mereka sendiri.

"Tapi syukur Alhamdulillah pemain saya bisa meresponnya setelah kami kemasukan gol pertama tadi. Apapun itu kemenangan ini sangat berarti bagi kami, untuk mengamankan posisi kami di klasemen. Saya apresiasi kerja keras tim. Ini bukan pertandingan yang mudah." Demikian kata coach Fakhri menambahkan seperti dilansir situs resmi Federasi di atas.

Pelajaran yang bisa diambil dari laga melawan Laos adalah tetap bermain disiplin. Komunikasi harus terjalin dengan baik terutama pada lini belakang. Sore itu para pemain Garuda masih sering melakukan kesalahan kecil seperti passing yang lemah, clearance ball yang salah dan control bola yang buruk.

Para penyerangpun terlalu terburu-buru melakukan tembakan. Beberapa kali Sutan Zico kehilangan bola di area penalti Laos karena kurang tenang mengontrol bola. Demikian pula Bagus dan Supriadi di sisi sayap beberapa kali mereka gagal melakukan penetrasi. Bahkan Supriadi harus ditandu keluar karena mengalami cedera akibat dilanggar bek Laos.

Ada satu hal yang patut dicatat sebagai penampilan positif Garuda Nusantara. Mereka selalu semangat pantang menyerah menghadapi Laos yang bermain keras dan menjurus kasar. Para pemain cukup berhasil menahan emosi ketika mereka dicurangi lawan.

Menurut Aseanfootball.org (12/8/19), kemenangan ke-4 di fase grup A ini membuat Indonesia mengoleksi 12 poin dengan surplus 16 gol. Myanmar berada diposisi kedua dengan 12 poin dan surplus 8 gol. Sudah dipastikan kedua tim ini lolos ke semifinal karena nilainya sudah tidak mungkin bisa dikerjar tim lain.

Untuk berebut sebagai juara Grup A, mereka akan bertemu dalam laga terakhir pada Rabu (14/8/19) pukul 15.00 WIB di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City Vietnam. Bagi Indonesia sangat penting menjuarai grup ini untuk mengamankan tiket final karena akan berhadapan dengan runner up grup B yaitu Malaysia atau Vietnam. Pimpinan klasemn grup B masih dipegang oleh Australia.

Selamat berjuang Garuda Nusantara. 

@hensa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun