Timnas Garuda U-15 akhirnya hanya berebut posisi ke-3 dalam kejuaraan Piala AFF U-15 di Chonburi Thailand. Mereka kembali bertemu Vietnam yang pernah dikalahkan 2-0 pada babak penyisihan grup A.Â
Laga ini berlangsung di IPE Stadium, Chonburi Jumat (9/8/19) pukul 15.00 WIB. Final perebutan gelar juara berlangsung pukul 18.00 WIB antara Thailand melawan Malaysia. Â
Meraih juara 3 adalah hasil yang cukup menggembirakan. Bahkan jika saja Timnas Garuda U-15 tidak berhasil meraih juarapun bukan masalah besar. Kenapa? Ya karena mereka sejauh ini sudah menunjukkan perkembangan performa yang sangat signifikan.
Ini adalah hal terpenting ketika Bima Sakti Tukiman membawa tim asuhannya ke Thailand. Uji coba yang dilakukan mereka di Tanah Air dengan tim-tim local dengan usia diatas mereka, tidak bisa menghasilkan performa memuaskan. Sebaliknya dalam turnamen ini selama fase grup, mereka sudah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti.
Sepakbola FilanesiaÂ
Ini adalah model sepakbola berciri Indonesia yang diadaptasi dari model tiki taka Spanyol. Citi utamanya adalah umpan-umpan pendek merayap dengan penguasaan bola sebanyak mungkin. Formasi yang digunakan umumnya adalah 4-3-3 yang dimodifikasi menjadi 4-2-3-1 atau 4-5-1.
Apakah skuad Bima Sakti sudah bisa menyerap sepakbola Filanesia? Iya benar, mereka berangsur-angsur mulai memahami pola permainan yang diharapkan pelatih Bima Sakti. Terutama lini tengah yang memiliki kekuatan dari trio Dimas, Valeron dan Marselino. Bola selalu berawal dari kreasi mereka.
Dari data yang dirilis PSSI.org (22/7/19), pemain-pemain gelandang Timnas U-15 ini sangat merata termasuk pelapis dari trio tersebut. Nama-nama seperti Resa Aditya Nugraha, Diandra Diaz, Athllah Araihan dan Aditya Daffa adalah pemain-pemain gelandang yang kemampuannya merata untuk mengisi lini tengah Garuda Asia ini.
Pada lini belakang ada duet bek tengah dan duet full back yang sangat kokoh. Hanya yang menjadi catatan penting adalah komunikasi diantara mereka harus ditingkatkan lebih baik lagi.Â
Gol pertama dan kedua dari Thailand di semi final adalah contoh tidak mulusnya komunikasi tersebut. Saat itu Mascell dan Kadek miskomunkasi mengawal seorang Niphitphon Wongpanya dua kali membobol gawang I Made Putra.
Lini belakang selain duet Marcell dan Kadek, juga memiliki pelapis yaitu Fajar Setiawan, Aditya Rangga. Untuk full back ada Alfin Lestaluhu dan Alexandro yang sebenarnya berposisi winger namun sering ditempatkan sebagai bek sayap.
Lini depan memiliki trio seorang striker tunggal, Wahyu Agong dan dua winger, Moch Faizal dan Ruy Arianto. Mereka terlihat sudah mulai kompak namun Bima perlu memberikan kesempatan pemain lain seperti Valentino Amaral mengisi posisi Wahyu Agong yang selama ini selalu diturunkan sebagai striker tunggal dalam 6 laga terakhir.
Kualifikasi Piala Asia U-16
Ajang ini jauh lebih tinggi dari Piala AFF U-15. Indonesia dalam kualifikasi Piala Asia U-16 ditunjuk sebagai tuan rumah. Tentu saja merupakan hal menggembirakan karena memiliki peluang besar untuk lolos ke putaran final Piala Asia U-16 tahun 2020.
Garuda Asia berada di grup G bersama China, Brunei Darussalam, Filipina dan Kepulauan Mariana Utara. Menurut jadwal yang dirilis The AFC.com (1/8/19), Indonesia mengawali ajang ini berhadapan melawan Filipina (16/9/19). Kemudian berturut-turut melawan Kep Mariana Utara (18/9/19), Brunei Darussalam (20/9/19) dan China (22/9/19).
Diantara lawan-lawan yang dihadapi, China adalah lawan yang paling berat. Sedangkan Filipina merupakan lawan yang pernah dikalahkan dalam turnamen Piala AFF U-15 pekan lalu. Brunei dan Mariana Island kekuatannya diprediksi masih berada pada level di bawah Indonesia.
Sangat penting mendukung Garuda Muda untuk tetap tegak menggapai cita-cita mereka berpentas dalam level Asia. Kualifikasi Piala Asia U-16 adalah target berikutnya yang diincar oleh pasukan Bima Sakti Tukiman ini.
Bravo Garuda Asia.
@hensaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H