Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Brasil Juara Copa America 2019, Benarkah Sudah Diatur?

8 Juli 2019   12:38 Diperbarui: 8 Juli 2019   13:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya seperti prediksi para pengamat, Brasil memenangkan CONMEBOL Copa Amrica pada Senin dini hari (8/7/19) dengan mengalahkan Peru 3-1 di Stadion Maracana Rio de Janeiro. Ini adalah juara mereka yang ke-9 sejak turnamen tertua di Amerika Latin ini digulirkan pada tahun 1916. Gol-gol Brasil dicetak oleh Everton, Gabriel Jesus dan Richarlison. Sedangkan Peru mendapatkan gol dari Paolo Guerrero.

Menurut Copaamerica.com (8/7/19), hasil ini membuat Brasil menduduki 3 besar pemegang gelar terbanyak dengan 9 gelar setelah Uruguay dengan 15 gelar diurutan pertama diikuti Argentina meraih 14 gelar.

Sedangkan urutan berikutnya adalah peraih dua gelar masing-masing Peru, Paraguay, dan Chili serta Bolivia dan Kolombia, dengan masing-masing meraih satu gelar.

Laga final ini sebenarnya tidak begitu menarik lagi dibahas karena sudah sangat nampak dominasi Brasil sebagai tuan rumah begitu diunggulkan. Jika mereka memenangkan laga dan meraih Copa America maka hal itu adalah suatu hal yang wajar.

Saat ini yang sangat menarik diperbincangkan banyak orang adalah benarkah bahwa ajang ini sudah diatur sedemikian sehingga Brasil juara? Pertanyaan ini jauh lenih menarik lagi karena yang menuduh bahwa turnamen ini sudah diatur adalah Sang Super Star Lionel Messi.

"Saya pikir turnamen ini sudah diatur untuk Brasil. Saya berharap VAR dan wasit tidak melakukan apa pun dan Peru bisa bersaing karena mereka punya tim yang bisa melakukan itu meskipun saya kira ini sulit," tutur Messi seperti dilansir Skysports.com (7/7/19) sebelum laga final tersebut berlangsung.

Pernyataan Messi yang menganggap turnamen Copa America ini sudah diatur paling tidak dikatakan dua kali. Pertama ketika Argentina dikalahan Brasil pada babak semi final dan yang kedua pada saat Messi diganjar kartu merah dalam laga  melawan Chile untuk perebutan tempat ketiga.

Tentu saja Messi berkata seperti itu bukan hanya sekedar dirinya merasa kecewa karena kekalahan dari Brasil dan mendapat kartu merah yang kontroversi. Dipastikan ada alasan kuat yang mendasari pernyataannya. Ibarat pepatah tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api.

Namun demikian hingga saat ini belum ada berita terbaru tentang pernyataan Messi ini. Hanya saja pihak Konfederasi Sepkabola Amerika Latin (CONMEBOL) mulai memberikan respon serius.

Skysports.com (7/7/19) melaporkan bahwa CONMEBOL mempertanyakan bagi yang meragukan integritas Copa America dan tuduhan turnamen sudah diatur menunjukkan sikap yang tidak memiliki rasa hormat dan loyalitas untuk orang-orang yang bekerja keras bagi turnamen ini. Pilar mendasar dari permainan yang adil adalah menerima hasil dengan loyalitas dan rasa hormat.

Respon dari CONMEBOL ini sebenarnya sangat serius terutama bagi pernyataan Messi yang menuduh turnamen sudah diatur. Messi harus bisa menunjukkan bukti bahwa memang benar turnamen ini sudah diatur dan Brasil merupakan juaranya. Apakah Messi punya bukti? Karena rasanya tidak mungkin Messi berani berkata seperti itu jika dia tidak memiliki bukti.

Dalam final tersebut adalah pertandingan di mana Brasil dan Peru bermain dengan starting eleven yang sama yang mereka gunakan di semifinal ketika mereka masing-masing melawan Argentina dan Chili.

Kubu Brasil bersama Gabriel Jesus, Roberto Firmino dan Everton memimpin serangan Canarinha, sementara Paolo Guerrero menjadikannya sebagai satu-satunya striker di tim Inca. La Canarinha, Brasil sudah lama tidak mencapai final Copa Amrica sejak edisi di Venezuela tahun 2007. Sementara Peru, baru kembali lagi berhasil ke final setelah 44 tahun. Sejauh ini Peru meraih dua gelar yaitu pada 1939 dan 1975.

Brasil: Alisson Becker; Dani Alves, Marquinhos, Thiago Silva, Alex Sandro; Arthur, Casemiro; Gabriel Jesus, Philippe Coutinho, Everton; Roberto Firmino.

Peru: Pedro Galesse; Luis Advincula, Carlos Zambrano, Luis Abram, Miguel Trauco; Renato Tapia, Yoshimar Yotun; Andre Carrillo, Christian Cueva, Edison Flores; Paolo Guerrero.

@hensa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun