Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Garuda yang Berbeda dan Arti 6 Gol ke Gawang Vanuatu

16 Juni 2019   07:05 Diperbarui: 16 Juni 2019   07:42 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Beto Goncalves (Foto PSSI.org) 

Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Vanuatu 6-0 pada laga uji coba FIFA International A Match di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (15/6/19). Gol-gol yang dihasilkan dalam laga malam itu hanya oleh dua pemain yaitu Beto Goncalves (4 gol) dan Evan Dimas (2 gol).

Enam gol yang berhasil mereka ukir memiliki arti penting. Bagi Simon McMenemy adalah keberhasilan debutnya bermain di Gelora Bung Karno sebagai pelatih Timnas Garuda. 

Bagi para Fans kemenangan ini adalah penghibur kekecewaan karena kekalahan 1-4 dari Yordania dalam laga sebelumnya. Bisa jadi 6 gol ini juga akibat formasi 4-2-3-1 yang berbeda dengan yang diterapkan saat berlaga di Yordania, 3-4-3.    

Usai laga pelatih Timnas Garuda, Simon McMenemy menyambut kemenangan ini dengan memberikan penghargaan tinggi kepada para pemainnya. 

Melalui situs resmi Federasi, PSSI.org (15/6/19), Simon mengatakan : "Kami bisa kuasai pertandingan, tidak buru-buru dalam menyerang, bisa menguasai dengan sabar, kapan menyerang dan bertahan. Kami bisa cetak lebih dari 6 gol, tapi bisa kebobolan 3 gol. Saya tidak suka."

Laga malam itu dikuasai sepenuhnya oleh Timnas Garuda. Dominasi permainan melalui ball possession ada dalam kendali skuad Simon McMenemy. 

Pada awal babak pertama bola selalu berawal dari  lini belakang. Hansamu Yama dan Yanto Basna berperan besar mengatur alur serangan ini bersama Evan Dimas.  

Serangan dari lini ini melalui Evan Dimas diarahkan ke sayap-sayap cepat Garuda. Malam itu gol pertama lahir dengan skema seperti ini hanya 2 menit sejak laga dimulai. 

Andik Vermansyah dengan kecepatannya bisa melewati bek kanan Vanuatu dan dengan akurat memberikan crossing yang disambut tendangan keras Beto Goncalves. 

Gol kedua juga lahir dengan skema hampir serupa yaitu bola crossing dari sayap kanan dimanfaatkan tendangan keras Evan Dimas. Hingga turun minum Timnas Garuda unggul 2-0.

Babak kedua Beto menambah 3 gol dari kerja keras assis Andik Vermansyah. Satu gol terakhir dicetak Evan Dimas akibat kesalahan pemain belakang Vanuatu yang dimanfaatkan Dedik Setiawan lalu memberikan umpan terukur kepada Evan Dimas di kotak penalti.  

Enam gol berhasil dipersembahkan Timnas Garuda untuk para Fans yang hadir malam itu di Gelora Bung Karno Stadium. Bahkan mungkin bisa lebih jika penyelesaian peluang matang berhasil dieksikusi dengan baik. Tercatat paling tidak 3 peluang emas dari kaki Beto yang sentuhan akhirnya buruk.

Meskipun menang besar, penampilan lini belakang Timnas Garuda masih terlihat kurang kokoh. Mereka masih kurang fokus dan komunikasi yang belum berjalan dengan baik. Ada 3 peluang gol dari Vanuatu yang berhasil digagalkan kiper Andritany akibat kecerobohan lini belakang Timnas Garuda. 

Simon sendiri  menyadari bahwa lini belakang ini harus menjadi bahan evaluasi. Untuk itu ia akan terus memoles terus pertahanan agar pada laga-laga mendatang bisa lebih baik lagi.

Malam itu Simon menggunakan formasi 4-2-3-1 yang sudah sangat diakrabi oleh seluruh pemain Indonesia. Kembali menggunakan 4 bek menjadikan transisi lebih seimbang karena ada dukungan duo pivot yang diperankan Evan Dimas dan Zulfiandi.

Tugas Evan lebih fokus pada pengaturan dan pengendalian bola untuk merancang serangan sedangkan Zulfiandi ada pada posisi sebgai pemutus serangan lawan. Mereka berhasil membuat keseimbangan transisi menyerang dan bertahan.

Sementara lini tengah bersama trio Irfan Bachdim, Riko Simanjuntak dan Andik Vermansyah sangat menunjang pergerakkan Beto Goncalves sebagai striker tunggal.

Kekuatan serangan berada pada sisi sayap baik dari Andik maupun Riko. Namun malam itu Andik bermain sangat impresif. Dialah pemberi assis terbanyak untuk memberikan andil 6 gol yang dihasilkan.

Menurut Detik.com (15/6/19),  Timnas Indonesia malam itu menurunkan Andritany Ardhiyasa sebagai kiper (diganti Awan Setho menit ke-71). Duet bek tengah Yanto Basna dan Hansamu Yama Pranata. Duet full bek, Ricky Fajrin dan Yustinus Pae.

Double pivot diperankan oleh Evan Dimas ( diganti Arthur Bonai menit ke-76) dan Zulfiandi. Pemain sayap diperankan Riko Simanjuntak (diganti Febri Haryadi menit ke-60) dan Andik Vermansah. Striker Alberto Goncalves ( diganti Dedik Setiawan menit ke-69) dan Irfan Bachdim (diganti Rizky Pora ke-80).

Simon McMenemy boleh merasa lega karena debutnya bermain di Gelora Bung Karno bersama Timnas Garuda berakhir dengan kemenangan. "Kami hanya tinggal meningkatkan kecepatan passing, lalu kecepatan pengambilan keputusan juga mesti diperbaiki lagi. Tapi, secara keseluruhan, kami siap untuk tampil cukup bagus," kata Pelatih asal Skotlandia berusia 41 tahun ini seperti dilansir PSSI.org (15/6/19).

Selamat untuk Timnas Garuda. Kemenangan ini patut disyukuri sambil terus berbenah memperbaiki segala sesuatu yang belum sempurna. Bravo Indonesia. 

@hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun