"Karena ini adalah final Liga Champions, ini memiliki sisi emosionalnya, walaupun kualitas permainannya tidak baik. Tottenham harus frustrasi, karena mereka kalah dan mereka merasa bahwa mereka lebih baik dari ini. Momen-momen besar ini adalah ketika Anda harus berada di level terbaik Anda." Demikian Jose Mourinho mengemukakan pendapatnya tentang final tersebut seperti dilansir Skysports.com (2/6/19).
Pada babak pertama setelah gol penalty Mohamed Salah di menit ke-2 itu, Liverpool secara terus menerus mendapat tekanan hebat dari Tottenham. Benar apa kata Mourinho dengan situasi seperti ini lini tengah Liverpool yang terdiri dari Henderson, Fabinho dan Wijnaldum terpaksa harus bertahan. Mereka hanya melakukan serangan balik melalui Mane, Mohamed Salah dan kedua bek sayap, Alexandre-Arnold dan Robertson.
Jurgen Klopp rupanya berhasil menyerap ilmu Mourinho dengan menerapkan sisi pragmatis sepakbolanya kendati Klopp sesekali masih tetap menerapkan "gegenpressing" model The Reds. Bagaimanapun juga malam itu Liverpool sangat kental dengan sepakbola pragmatis yang efektif.
Liga Champions untuk Trofi yang ke-6 sudah diraih oleh Liverpool. Hal ini mungkin yang terpenting dari sisi emosionalnya seperti yang dikemukakan Mourinho tersebut. Selamat untuk Liverpool dan untuk Tottenham tetap layak diberikan apresiasi terhadap performa mereka yang impresif dalam final pertama dalam sejarah klub.
@hensa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H