Drama Liga Primer Inggris sudah berakhir pada Minggu 12 Mei 2019. Keajaiban yang banyak ditunggu oleh para Penggemar Liverpool seperti terjadi di semi final Liga Champions, ternyata tidak lagi hadir di Anfiled. Malam itu walaupun ada dua gol oleh Sadio Mane yang memberi Liverpool kemenangan pada hari terakhir atas Wolverhampton Wanderers. Tetapi itu tidak cukup bagi The Reds untuk menggeser  Manchester City, yang berhasil memenangkan gelar Premier League dengan kemenangan atas Brighton & Hove Albion di Amex Stadium.
Menurut Premierleague.com (12/5/19), malam itu Liverpool memiliki awal yang luar biasa di Anfield ketika mereka memimpin pada menit ke-17. Sadio Mane menembak bola dengan keras dari umpan silang Trent Alexander-Arnold yang dibelokkan ke pojok gawang Wolves.
Pada babak pertama itu ada momen ketika Wolves memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan, tendangan Matt Doherty membentur mistar sementara Alisson bereaksi cepat untuk mencegah Diogo Jota menyambar bola muntah tersebut. Inilah momen terbaik yang dimiliki Wolves dalam laga tersebut.
Akhirnya kemenangan Liverpool yang ke-30 pada musim ini ditentukan oleh Mane dari umpan silang Alexander-Arnold. Ini juga merupakan golnya yang ke-22 bagi Mane selama kompetisi ini sekaligus menempatkannya berada di puncak klasemen pencetak gol bersama Mohamed Salah dan Aubameyang.
Liverpool mencatatkan 97 poin yang luar biasa, tetapi tidak cukup untuk meraih juara. Hal ini karena kemenangan City atas Brighton berhasil mengumpulkan 98 poin unggul hanya satu poin atas Liverpool yang harus puas di tempat kedua.
Walupun demikian dalam catatan Premierleague.com (12/5/19), Liverpool menjadi tim pertama dalam sejarah papan atas yang memenangkan sebanyak 30 pertandingan dan 97 poin dalam satu musim dan tidak memenangkan gelar.
Sebelum ini, tidak ada tim yang pernah kehilangan hanya satu pertandingan di musim kompetisi papan atas dan tidak memenangkan gelar. Rekor sebelumnya juga dipegang oleh Liverpool yaitu pada musim 2008/09 ketika mereka mengalami dua kekalahan dan berakhir di urutan ke-2.
Jurgen Klopp kepada Skysports.com (13/5/19) mengatakan : "Ketika lawan Anda adalah City, itu sulit. Mereka tidak bisa menyingkirkan kami dan kami tidak bisa menyingkirkan mereka. Menjadi yang kedua di Liga Premier bukan yang saya inginkan, tetapi kami harus melihatnya sebagai langkah pertama untuk tim ini. Kami memiliki tiga minggu untuk mempersiapkan final Liga Champions - mari kita coba."
Pernyataan yang menggambarkan rasa kecewa tentu saja. Konsistensi yang sudah ditampilkan Liverpool dalam 3 bulan terakhir ini harus berakhir sebagai runner up Premier League. Klopp boleh saja kecewa namun dirinya menganggap ini adalah langkah pertama untuk tim ini. Satu ajang penting lagi harus diraihnya bukan lagi sebagai runner up yaitu final Liga Champions.
Lupakan saja sudah tentang Liga Primer Inggris. Kini The Reds harus fokus karena di depan ada final Liga Champions. Juara adalah target realistis ketika di final itu Liverpool berhadapan dengan Tottenham Hotspur di Estadio Metropolitano, Madrid Minggu (2/6/19) pukul 02.00 WIB. Trofi Liga Champions 2019 tentu bukan hanya sebagai hiburan karena kegagalan meraih juara Premier League, tapi sebagai prestasi puncak tertinggi di elit sepakbola Eropa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H