Tottenham akan menghadapi Liverpool di final dalam tajuk All English UEFA Champions League Final. Hal ini terjadi setelah Spurs berhasil mengalahkan Ajax Amsterdam dengan 3-2 di Johan Cruyff Arena Amsterdam.
Menurut Tottenhamhotspur.com (9/5/19), pada leg pertama Spurs kalah 0-1 sehingga hasil kemenangan 3-2 atas Ajax ini membuat agregat menjadi 3-3 namun Spurs unggul dalam gol tandang. Performa Tottenham yang menakjubkan melawan Ajax seolah merupakan inspirasi dari kemenangan ajaib The Reds atas Barcelona sehari sebelumnya.
Seusai pertandingan bek tengah Spurs, Alderweireld dan kapten Ajax Matthijs de Ligt saling memuji. Alderweireld mengatakan kepada UEFA.com (9/5/19) : "Anda harus menunjukkan rasa hormat kepada Ajax dan penggemar mereka - mereka memiliki filosofi yang hebat dan saya bangga bahwa saya memiliki sejarah dengan mereka. Ini menunjukkan seberapa jauh kami telah mencapai posisi keempat di liga dan di Final Liga Champions."
Toby Alderweireld adalah mantan pemain Ajax Amsterdam bersama Davinson Sanchez, Jan Vertonghen dan Christian Eriksen. Malam itu para mantan yang diturunkan pelatih Pochettino adalan Alderweireld, Vertonghen dan Eriksen. Mereka tentu saja sangat hafal dengan filosofi sepakbola Belanda.
Sementara itu center back Ajax, Matthijs de Ligt memuji permainan Spurs seperti dilansir UEFA.com (9/5/19). De Ligt mengatakan: "Spurs bermain dengan intensitas yang luar biasa, dan itu menyebabkan kami banyak masalah, terutama di babak kedua. Kami tidak bisa benar-benar menghilangkan tekanan yang mereka timbulkan kepada kami. "
"Sangat menyenangkan melihat dukungan yang diberikan penggemar kami kepada kami, itu membuat kami menyadari betapa besar arti kompetisi ini bagi mereka. Jika kami memenangkan gelar saya akan merasa sangat bangga, dan itu akan membantu melunakkan pukulan berdiri hanya dengan satu kaki di final Liga Champions dengan hanya beberapa detik lagi."
Disaksikan ribuan para Fans malam itu benar-benar tragis bagi De Ligt. Padahal hanya tinggal selangkah lagi menuju final. Bahkan saat turun minum Ajax sudah unggul 2-0 dan agregat menjadi 3-0 untuk mereka. Namun cerita menjadi lain ketika mereka harus menerima hattrick Lucas Moura dibabak kedua. Â
Malam itu Matthijs de Ligt bermain sangat luar biasa. Dia juga sebagai pencetak gol awal dimenit ke-5 untuk Ajax. Pemain  muda Ajax ini menjadi remaja kedua yang mencetak gol lebih dari satu pertandingan pada babak Knock Out Liga Champions di musim yang sama malam ini. Sebelumnya Kylian Mbappe, mendapat kesempatan tersebut pada musim kompetisi 2016/17.
Saling memuji antara dua pemain ini tentang performa dari kedua tim merupakan sikap terpuji dan sangat professional. Alderweireld sangat respek terhadap mantan klubnya bukan hanya sekedar dia tahu permainan Ajax namun juga karena akrab benar dengan filosofi sepakbola Belanda.
Begitupula dengan kejujuran De Ligt yang mengatakan bahwa Spurs bermain dengan intensitas yang sangat tinggi khas permainan model Premier League. Cara bermain Spurs ini benar-benar memberikan tekanan yang serius bagi pertahanan Ajax. De Ligt bisa merasakan langsung tekanan tersebut karena dia adalah pemain belakang.
Begitulah sepakbola selalu menghasilkan sebuah drama yang sangat perlu untuk direnungkan secara medalam. Filosofi menang dan kalah dalam sepakbola adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Malam itu di Johan Cruyff Arena, Ajax yang layak diunggulkan untuk lolos ke final dan Spurs yang mampu bangkit dari keterpurukkan. Keduanya sudah membuktikan  bahwa sepakbola selalu menghasilkan cerita dramatis yang tetap harus dinikmati dengan nyaman apapun hasil akhir dari sebuah laga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H