Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Garuda U-23 Mengawali Langkah di Jalan Terjal Asian Games 2018

13 Agustus 2018   08:41 Diperbarui: 13 Agustus 2018   08:44 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Garuda U-23 memulai kiprahnya dalam Asian Games 2018 menghadapi Taiwan di Stadion Chandrabhaga Bekasi Minggu (12/8/18) pukul 19.00 WIB. 

Laga perdana mereka berhasil membuahkan kemenangan cukup telak 4 gol tanpa balas. Stefano Lilipaly mencetak 2 gol  (menit 67 dan 76) dan 2 gol lainnya dihasilkan dari tendangan Beto Goncalves (menit 71) dan Hargianto (Menit 90+3) seperti dilansir situs resmi Asiangames2018.id (12/8/18).

Hasil ini tentu saja sangat menggembirakan dan sangat patut untuk disyukuri mengingat laga pertama dalam sebuah turnamen penting seperti Asian Games adalah laga yang tidak mudah. 

Secara keseluruhan kinerja Timnas asuhan Luis Milla ini cukup mengesankan namun demikian ditemui beberapa hal yang perlu untuk dijadikan catatan dalam menghadapi laga berikutnya. Simak, inilah 3 catatan penting performa mereka.

Lini Belakang 

Formasi 4 bek yang diturunkan Luis Milla adalah Putu Gede di kanan, Rezaldi Hehanusa di kiri dan duet bek tengah Hansamu Yama dan Ricky Fajrin. Mereka bermain cukup lugas mempertahankan setiap jengkal area di lini belakang Timnas U-23, Garuda Muda. Beberapa kali serangan Taiwan dengan mudah dipatahkan.

Duet bek tengah cukup berhasil mengendalikan setiap serangan. Walaupun demikian Hansamu dan Ricky kadang-kadang terlambat menutup area yang ditinggalkan bek sayap mereka sehingga kelabakan mendapatkan serangan balik. Apalagi posisi mereka selalu sejajar tidak memperhitungkan kedalaman bertahan. Hal itu terjadi ketika Andritany harus keluar dari gawangnya untuk menutup pergerakkan pemain Taiwan yang lolos dari Hansamu dan Ricky. 

Masih juga terjadi mis komunikasi diantara para bek yang bertugas dan terlalu fokus memperhatikan arah bola bukan menjaga pergerakkan lawan. Hal ini terjadi ketika satu peluang tendangan pemain Taiwan dalam kotak penalti yang tidak terjaga. Komunikasi dan fokus menjadi catatan penting yang perlu menjadi perbaikan dalam laga mendatang.

Lini Tengah 

Luis Milla menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan double pivot yang ditempati oleh duet Evan Dimas dan Zulfiandi. Mereka cukup berhasil melaksanakan tugasnya. 

Evan yang ditempatkan sebagai gelandang serang berkali kali mengirimkan umpan terukur baik ke sayap maupun langsung ke jantung pertahanan lawan. Bahkan Evan juga sempat melakukan akselerasi individu menusuk daerah penalti namun disayangkan tendangannya masih terlalu lemah sehingga bisa diamankan penjaga gawang Taiwan.

Keseimbangan di lini ini sangat penting untuk menjamin transisi yang mulus dari kondisi menyerang ke posisi bertahan atau sebaliknya. Zulfinadi juga berhasil bertugas sebagai gelandang bertahan untuk menutup pergerakkan gelandang serang pemain Taiwan. 

Peran Evan Dimas dan Zulfiandi sangat vital. Hargianto meneruskan peran tersebut di babak kedua. Ada catatan khusus untuk mereka yaitu masih terburu buru melepaskan umpan ke depan mungkin sebaiknya mereka bisa lebih lama memainkan bola posisi diantara pemain.

Lini Depan 

Di sana ada Febri Hariadi sayap kiri dan Irfan Jaya sayap kanan yang pada babak kedua diganti oleh Sadil Ramdani. Stefano Lilipaly beroperasi sebagai striker bayangan dibelakang Beto Goncalves. Formasi Milla ini ternyata fleksibel bisa menjadi 4-4-2 ketika Lilipaly membuka ruang ke arah sayap baik di kiri atau kanan. Cara ini berhasil mengelabui bek bek lawan.

Pergerakkan Lilipaly atau Beto ke sisi sayap membuka ruang di tengah yang bisa dimanfaatkan Evan atau Zul untuk mengeksikusi langsung ke gawang namun masih belum berhasil. Demikian pula crossing dari sayap masih belum berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Beto dan Lilipaly menjebol gawang Taiwan.

Febri Hariyadi (Foto ANTARA/Ari Kristianto)
Febri Hariyadi (Foto ANTARA/Ari Kristianto)
Gol pertama pada babak kedua, hasil sundulan dari umpan tendangan bebas kaki kiri Febri adalah kualitas dan instink seorang Lilipaly. Setelah gol ini semuanya menjadi mudah. 

Banyak variasi serangan dari tengah dengan umpan langsung ke area penalti. Gol kedua oleh Beto dari umpan Lilipaly adalah contoh dari taktik tersebut. Sedangkan gol ketiga  adalah keberhasilan umpan akurat Rezaldi yang dengan cerdik dimanfaatkan Lilipaly dengan tendangan salto.

Catatan penting di lini depan adalah perlunya variasi serangan tidak hanya mengandalkan umpan silang dari sayap namun juga penetrasi dari tengah. Kreativitas pemain di lini tengah menjadi sangat penting untuk mengatur kemana bola diumpankan.

Laga Garuda Muda selanjutnya adalah bertemu Palestina yang justru ditahan 0-0 oleh Taiwan, lawan yang dikalahkan Indonesia malam itu. Lawan Palestina sangat penting untuk dimenangkan agar lebih mengamankan peluang lolos dari fase grup A. Stadion Chandrabhaga pada Rabu (15/8/18) pukul 19.00 kembali menjadi saksi penampilan Garuda Muda U-23.

Bravo Garuda U-23

#hensa13082018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun