Membaca judul tersebut tersirat rasa pesimis yang sangat miris. Bukan apa apa rasa pesimis tersebut sebenarnya ada pada management mereka yang tidak memiliki program yang jelas membangun sebuah tim. Hal itu terjadi saat ditengah kompetisi pelatih PSMS, Djadjang Nurdjaman alias Djanur dipecat dengan alasan perfroma Ayam Kinantan, julukan PSMS Medan, masih merana di dasar klasemen Liga 1.Â
Djanur belum setahun menangani Ayam Kinantan, sangat wajar performa tim naik turun dan butuh waktu untuk membangun sebuah tin lebih solid. Seorang Jose Mourinho dan Pep Guardiola saja harus merintis dari awal tidak cukup setahun untuk membentuk klub yang mereka tangani menjadi sangat disegani. Pep baru tahun kedua berhasil membawa City juara Premier League sedangkan Mourinho sudah dua tahun namun masih belum berhasil meraih gelar tersebut.
Membandingkan cara pengelolaan klub di sini dan di Eropa memang sangat jauh berbeda. Filosofi pembinaan di negeri ini tidak akan jauh dari cara-cara instan. Mengelola klub hanya memiliki program jangka pendek. PSMS Medan jika masih memiliki program yang instan maka jangan terlalu berharap mereka berhasil meraih prestasi di Liga 1. Bahkan saat ini posisi mereka sudah dipastikan ada di dasar klasemen walaupun dalam laga ke 17 menang atas PSM Makasar.
Pelatih baru mereka, Peter Butler masih mempertahankan pola bermain yang diterapkan pelatih sebelumnya. PSMS Medan masih tetap menggunakan formasi 4-3-3 dengan Abdul Rohim sebagai penjaga gawang. Duet bek tengah mereka ditempati oleh Muhamad Roby dan Reinaldo Lobo dengan dua full back mereka yaitu  Firza Andika dan Abdul Aziz Lufti. Mereka akan meredam trio penyerang PSM Makasar  Muhammad Rahmat, Bruce Djite, Zulham Zamrun.
Legimin Raharjo yang bertindak sebagai Kapten Tim menggalang lini tengah bersama gelandang lainnya yaitu Dilshod Sharofetdinov dan Freydian Wahyu. Mereka bersaing dengan gelandang PSM Makasar, Wiljan Pluim, Marc Klok, Rizky Pellu untuk menguasai area ini. Akan terjadi pertarungan yang ketat di lini ini.
Sementara itu lini depan diperkuat dua sayap lincah Antoni Putro Nugroho dan Erwin Ramdani untuk mendukung striker mereka, Wilfreid Yessoh. Penampilan juru gedor Medan ini harus berhadapan dengan benteng Makasar, kuartet bek yang tangguh dari Abdul Rahman, Reva Adi Utama, Steven Paulle, Hasim Kipuw.
Materi pemain Medan ini adalah formasi yang biasa digunakan oleh pelatih sebelumnya Djanur. Bagi Peter Butler saat ini masih melakukan adaptasi taktik dan berusaha untuk tidak terlalu drastis mengubah kerangka tim. Peter Butler, pelatih yang juga baru dipecat oleh Persipura, harus benar-benar memeras otak untuk mengangkat kembali PSMS Medan dari ancaman degradasi. Â
PSM Makasar memiliki misi tersendiri dalam laga di Stadion Teladan Medan ini. Mereka menyadari Ayam Kinantan sangat tangguh bermain dihadapan para pendukungnya. "Pertandingan ini amat penting bagi kami. Dan kami sudah menyiapkan sesuatu. Kami tahu mereka cukup bagus ketika bermain di kandang sendiri," tutur Robert Rene Alberts seperti dikatakannya kepada Liga-indonesia.id (21/7/18). Namun demikian Makasar tidak akan melepaskan peluang yang sudah di depan mata mereka untuk meraih juara paruh musim.
Selamat bertanding PSMS Medan versus PSM Makasar. Laga ini sangat penting bagi kedua klub. Bravo sepakbola damai.
#hensa23072018