Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Catatan Akhir Piala Dunia, Penalti Griezmann Membuyarkan Mimpi Kroasia

16 Juli 2018   15:16 Diperbarui: 16 Juli 2018   17:20 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tendangan penalti Antoine Griezmann (Foto Skysports.com)

Hingar bingar pesta sepakbola Piala Dunia yang dimulai sejak 14 Juni 2018 sebulan lalu sudah berakhir. Luzhniki Stadium Moscow 15 Juli 2018 mulai pukul 22.00 WIB menjadi saksi bisu menyambut Prancis sebagai juara Piala Dunia 2018. Kroasia yang banyak digadang-gadang memenangkan kejuaraan sepakbola terbesar sejagad ini akhirnya harus mengakui keunggulan Les Bleus dengan skor akhir 2-4 dalam sebuah drama yang membosankan.

Sebelum laga berlangsung, Kapten dan penjaga gawang Prancis, Hugo Lloris telah berbicara kepada FIFA.com (15/7/18) mewakili negaranya di acara jumpa pewarta menjelang Final Piala Dunia tersebut. "Ini momen yang hebat, sesuatu yang benar-benar unik dalam seumur hidupku. Ini adalah puncak - tidak ada yang lebih penting. Kami sangat fokus tetapi energinya sangat positif. Kroasia tidak diragukan lagi pantas berada di sini dan mereka adalah tim yang fantastis. Kami harus memainkan pertandingan yang sempurna."

Hugo Lloris (Foto FIFA.com)
Hugo Lloris (Foto FIFA.com)
Perkataan Lloris ini memang terbukti menjadi kenyataan. Kroasia sangat pantas berada di babak final. Mereka menguasai pertandingan dengan ball possession 61%. Menyerang sepanjang laga menunjukkan akan hal tersebut. Beberapa kali Lloris harus menyelamatkan gawangnya dari ancaman penyerang Kroasia. Bahkan di babak kedua itu Lloris harus melakukan blunder karena kegugupannya menerima back pass dan bola tersebut berhasil di kuasai Mandzukik menjadi gol.

Untuk menang lawan Kroasia, Lloris juga saat itu berpesan bahwa mereka harus memainkan pertandingan yang sempurna. Maka sosok sempurna itu adalah Griezmann. Dialah kreator gol pertama ketika dirinya dilanggar di sisi kriri pertahanan Kroasia sehingga menimbulkan hukuman tendangan bebas untuk Prancis. Tendangan keras kaki kiri Griezmann menembus gawang Kroasia dari sundulan bunuh diri Mandzukic pada menit ke 18.

Gol ini seakan menyengat pemain-pemain Kroasia untuk terus menyerang. Ivan Rakitic, Perisic, Modric dan Mandzukic terus berupaya membuka benteng tangguh Prancis. Untuk itu lini pertahanan Prancis yang dijaga oleh Benjamin Pavard, Raphael Varane, Samuel Umtiti dan Lucas Hernandez harus bekerja keras. Hanya bertahan 10 menit, akhirnya mereka harus menyerah pada tendangan keras kaki kiri Ivan Perisic menembus pojok kiri gawang Lloris.

Sebenarnya gol ini sudah memberikan harapan lagi bagi Kroasia untuk meraih impian mereka. Hingga akhirnya penalti di menit ke 38 itu mengubah segalanya.  "100 persen bukan penalti. Dia tidak bermaksud menyentuh bola karena tangan itu tidak aktif," kata mantan wasit Premier League, Delmot Gallagher seperti disampaikannya kepada Skysports.com (16/7/18).

Memang terlihat dari tayangan ulang VAR bahwa tangan Perisic dalam keadaan tidak aktif saat tersentuh bola sundulan Matuidi hasil tendangan pojok Griezmann tersebut. Namun wasit asal Argentina, Nestor Pitana memutuskan hal itu adalah hukuman penalti. Gol tendangan penalti Griezmann ini benar benar telah mengubah moral bertanding bagi skuat Kroasia.

Sedangkan bagi Prancis gol kedua ini menaikkan moral mereka untuk semakin dekat bisa meraih Piala idaman yang sudah 20 tahun sejak 1998 terakhir mereka miliki. Walaupun Kroasia tetap menyerang sepanjang laga untuk menyamakan kedudukan namun Prancis sangat tangguh dan berhasil untuk bertahan. Sebaliknya serangan sporadis Prancis melalui Mbappe, Pogba  dan Griezmann sangat merepotkan Dejan Lovren dan Domagoj Vida.

Terlihat bahwa Luka Modric dan kawan-kawan sudah terkuras staminanya dalam 3 laga sebelumnya yang harus bermain 120 menit melawan Denmark, Rusia dan Inggris. Gol yang dicetak Kylian Mbappe dan Paul Pogba adalah bukti goyahnya pertahanan Kroasia sehingga pada awal babak kedua itu mereka harus ketinggalan 1-4. Skor yang sangat berat untuk disamakan oleh Kroasia. Pertandingan semakin tidak menarik karena Prancis mulai menerapkan strategi melambatkan tempo permainan sementara Kroasia semakin putus asa karena serangan mereka selalu kandas.

Momen kemenangan Prancis itu sebenarnya diawali dari keputusan hukuman tendangan penalti oleh VAR dan Griezmann berhasil menyelesaikan peluang ini. Final Piala Dunia yang penuh drama namun yang paling membosankan untuk dinikmati.

#hensa16072018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun