Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Piala Uber Ajang untuk Evaluasi Kinerja Fisik Tunggal Putri Indonesia

23 Mei 2018   03:52 Diperbarui: 23 Mei 2018   04:02 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitriani (Foto Badmintonindonesia.org)

Tim Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final setelah dalam laga kedua mengalahkan Perancis 5-0 pada perebutan Piala Uber di Bangkok Thailand 20-27 Mei 2018. Sehari sebelumnya Indonesia juga menang 3-2 atas Malaysia. Satu laga lagi di grup D, Indonesia akan berebut juara grup melawan China, Rabu (23/5/18) pukul 9.00 WIB (BWF.tournamentsoftware.com 22/5/18)

Sebenarnya dari awal target lolos ke perempat final praktis dengan mudah diraih tim bulutangkis Indonesia syaratnya hanya satu berhasil mengalahkan Malaysia di fase grup D ini. Di atas kertaspun Indonesia lebih unggul dari materi pemain terutama di sektor ganda dengan meraih 2 poin tinggal sektor tunggal saja cukup satu poin. Hal itupun terjadi ketika dua ganda Greysia/Apriyani dan Della/Rizki meraih dua poin serta satu poin dati Gregoria Mariska (Badmintonindonesia.org  21/5/18).

Dalam tulisan ini bukan kemenangan tersebut yang akan dibahas namun lebih fokus pada performa tunggal putri kita yang masih stagnan dengan kendala mereka. Evaluasi penampilan tunggal putri kita adalah saat mereka menghadapi Malaysia yang ranking BWF (Badminton World Federation) yang setara dengan tunggal putri kita (BWFbadminton.com 17/5/18).

Tunggal putri kita selalu terbentur pada faktor kebugaran yang tidak stabil. Stamina mereka sering anjlok. Pada umumnya mereka akan bermain fit pada game pertama namun coba perhatikan saat terjadi pertarungan tiga game, stamina mereka anjlok dan sudah tidak mampu lagi menunjang permainan.

Fitriani (Foto Badmintonindonesia.org)
Fitriani (Foto Badmintonindonesia.org)
Sebagai gambaran adalah Fitriani yang kalah dari Soniia Cheah dengan 21-10, 17-21 dan 14-21, serta Ruselli Hartawan yang menyerah atas Selvaduray Kisona 23-21, 21-23 dan 14-21. Dalam pertarungan ketat seperti dialami mereka bukan hanya mental yang berbicara namun juga fisik/stamina sangat berperan penting.

Hal itu tidak dialami oleh Jorji panggilan akrab Gregoria Mariska yang mampu meraih kemenangan hanya dengan 2 game langsung atas Goh Jin Wei 22-20 dan 21-16. Apakah jika Gregoria ini bermain 3 game maka faktor stamina akan berpengaruh? Bisa jadi Jorji malah kalah dari Goh yang memiliki stamina prima.

Pelatih fisik di Pelatnas pasti sudah mengetahui mengenai faktor keterbatasan para pebulutangkis putri kita ini. Namun anehnya hingga saat ini mereka belum memperlihatkan progres yang nyata. Nanti saat Indonesia bertemu dengan China akan lebih jelas lagi faktor fisik ini menjadi fakta yang harus terus dibenahi.

#hensa23052018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun