Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tentang Performa Mengecewakan Lerby Eliandry dalam Laga vs Bahrain

29 April 2018   09:08 Diperbarui: 29 April 2018   12:57 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Turnamen PSSI Anniversary Cup 2018 yang berlangsung di Stadion Pakansari Cibinong Bogor menjadi pembuktian siapa yang lebih tajam antara dua striker nasional, Lerby Eliandry dan Ilija Spasojevic. Mereka adalah dua pemain senior yang dipersiapkan menjadi salah satu dari tiga jatah untuk Timnas Garuda U-23 di Asian Games Jakarta 2018. Lerby dan Spasojevic dipanggil untuk bersaing di lini depan. Satu di antara pemain senior itu nantinya akan jadi tandem Ilham Udin di sektor penyerang.

Lerby, striker Borneo FC ini sudah diturunkan pelatih Luis Milla dalam laga perdana melawan Bahrain Jumat (27/4/18) sedangkan Spasojevic rencananya akan turun penuh saat berhadapan melawan Korea Utara dalam laga kedua, Senin (30/4/18) seperti dirilis PSSI.org (27/4/18). Selama pertandingan melawan Bahrain, Lerby sangat sedikit memberikan kontribusi bahkan tidak satupun tendangannya yang on target ke gawang lawan.

Performa Lerby ini disinyalir karena dirinya belum begitu akrab dan perlu beradaptasi lebih jauh dengan pola permainan Timnas U-23. "Kami kecewa dengan kondisi ini. Saya sendiri megakui masih kurang adaptasi dengan mereka pemain timnas, karena kan baru di tim. Kalau bisa lebih lama lagi, saya yakin bisa menyatu dengan tim." Demikian pengakuan Lerby seperti dilansir Goal.com (27/4/18).

Alasan adaptasi tersebut cukup wajar karena pola pembinaan sepakbola di Indonesia selalu mengandalkan melalui pemusatan latihan yang panjang. Hal tersebut sebenarnya sudah ditinggalkan oleh negara yang sepakbolanya maju. Eropa, Amerika Latin bahkan sekarang Korea, Jepang sudah menerapkan pola pembinaan tim nasional mereka melalui kompetisi reguler yang semakin bermutu. Mereka memiliki konsep pembinaan yang sama dengan mengacu pada panduan pembinaan sepakbola mereka yang sudah disepakati.

Pemusatan latihan yang panjang yang selama ini dilakukan Tim Nasional Indonesia membuktikan bahwa faktor adaptasi diantara para pemain kita masih menjadi masalah besar. Hal ini juga menggambarkan pembinaan sepakbola di Indonesia belum memiliki pola yang seragam antara klub satu dengan lainnya.

Pengakuan Lerby bahwa dirinya masih memerlukan adaptasi dengan pemain lainnya adalah hal yang tidak perlu terjadi andaikata pola pembinaan pemain di negeri ini sudah memiliki filosofi yang sama dan seragam. Selama pola pembinaan masih belum seragam baik dalam filosofi dan penerapannya di seluruh klub klub profesional maka alasan yang sama seperti diktakan Lerby akan tetap ada.

Bagaimanapun Lerby adalah salah satu striker bertipe penyerang murni yang selama ini sudah jarang dimiliki Indonesia setelah eranya Bambang Pamungkas. Demikian pula dalam persaingan striker dalam Liga 1, Lerby menjadi seorang striker lokal yang bersaing dengan para striker asing yang dimiliki klub profesional Liga 1.

Lerby Eliandry tetap semangat. Satu laga saja tidak membuktikan apa-apa dan tetap terbuka untuk berprestasi dalam laga-laga berikutnya.

#hensa29042018  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun