Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSMS Medan dan Persija Jakarta Pernah Juara Bersama

9 Februari 2018   14:48 Diperbarui: 9 Februari 2018   14:50 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persija Jakarta (Foto Fourfourtwo.com)

Sejenak mengenang kebelakang menjelang laga semi final Piala Presiden tahun 2018 antara PSMS Medan versus Persija Jakarta. Sudah lama sekali mereka tidak pernah bertemu dalam laga resmi di ajang nasional sejak PSMS Medan prestasinya melorot ke divisi Liga 2. Padahal sepakbola nasional di dekade 1970-an, seolah hanya milik dua tim adidaya Persija Jakarta dan PSMS Medan. Hanya Persebaya Surabaya yang mampu bersaing sebagai juara perserikatan yaitu tahun 1978. Pada kompetisi antara tahun 1971-1979, juaranya selalu bergantian antara Persija dan PSMS (Historia.id, 23/10/17).

Masih ingat peristiwa penting pada final kompetisi Perserikatan pada pada 8 November 1975 antara Persija Jakarta melawan PSMS Medan di Stadion Senayan (Gelora Bung Karno) telah menjadi catatan rekor jumlah penonton mencapai 125 ribu orang. Rekor ini baru terpecahkan tahun 1985 dalam laga final PSMS melawan Persib dengan 150 ribu penonton yang belum terpecahkan hingga sekarang (Bola.kompas.com, 25/3/17).

PSMS harus berbagi gelar bersama Persija Jakarta. Pertandingan final tersebut harus dihentikan karena kericuhan antar pemain saat laga baru memasuki menit 40. Saat itu situasi sudah tidak kondusif untuk melanjutkan pertandingan. Akhirnya wasit asal Malang, Mahdi Talib memutuskan untuk menghentikan pertandingan saat kedudukan 1-1. PSSI juga segera memutuskan Persija dan PSMS ditetapkan sebagai juara bersama di kompetisi musim tersebut melalui Surat Keputusan Ketua Umum PSSI Bardosono No. 95 tahun 1975.

Persija saat itu memiliki skuat dengan diperkuat barisan pemain nasional seperti Iswadi Idris, Andi Lala, Junaidi Abdillah, Sutan Harhara, Wahyu Hidayat, Sofyan Hadi sampai Ronny Paslah dan Sudarno. Sedangkan PSMS Medan diperkuat oleh legenda mereka yang juga pemain nasional sat itu seperti Nobon, Parlin Siagian, Oyong Liza, Yuswardi, Sarman Panggabean.

PSMS Medan (Foto Liga-indonesia.id)
PSMS Medan (Foto Liga-indonesia.id)
Sejak final itu PSMS seolah kering dari prestasi dan gelar nasional. Pada 11 Juni 1983 di Stadion Utama Senayan, puasa gelar yang dialami PSMS berakhir setelah mengandaskan Persib Bandung di partai puncak melalui drama adu penalti dengan skor 3-2 (0-0). Dua tahun kemudian, PSMS kembali juara dengan mengandaskan Persib juga melalui babak adu penalti, 2-1 (2-2).

Pertandingan final Perserikatan pada 23 Februari 1985 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) telah mencatatkan rekor dunia dengan 150 ribu penonton. Dalam catatan AFC disebutkan bahwa jumlah penonton di laga tersebut merupakan yang terbanyak di dunia dalam pertandingan sepakbola untuk level amatir (Bola.com, 25/3/17 dan Fourfourtwo.com, 29/9/16) .

Kompetisi legendaris perserikatan ini harus berakhir pada tahun 1994 setelah terjadi penggabungan dengan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, yang kemudian menjadi wajah baru bagi dunia sepak bola Indonesia. Hingar bingar era perserikatan zaman old tersebut seharusnya membawa spirit yang positif untuk persembahan sepakbola saat ini.

Kompetisi sepakbola Indonesia Perserikatan (Foto Fourfourtwo.com)
Kompetisi sepakbola Indonesia Perserikatan (Foto Fourfourtwo.com)
Sejarah panjang kedua klub ini menjadi jaminan eksistensi mereka dalam dunia sepakbola nasional. Sudah sejak dulu kontribusi PSMS Medan dan Persija Jakarta terhadap sepakbola nasional tidak perlu diragukan lagi.

Tentang juara bersama yang pernah mereka alami dulu, mungkin tidak akan terjadi lagi pada masa kini. Pada ajang Piala Presiden 2018 ini saja mereka harus saling mengalahkan untuk berebut menuju babak final meraih trofi juara. Laga inipun sudah pasti bukan pertemuan mereka yang terkahir karena Liga 1 2018 sudah menunggu kembali kedua tim ini bersaing berebut tahta tertinggi.

Laga semi final leg pertama Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan Solo pada 10 Februari 2018 pk. 19.30 menjadi tolok ukur kualitas sportivitas kedua klub dan kualitas performa tim bagi sumbangsih mereka untuk Timnas Garuda.

Bravo Macan Kemayoran. Bravo Ayam Kinantan.

#hensa09022018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun