Pemanfaatan biomasa tebu selama ini masih banyak dimanfaatkan para peternak sapi yang ada disekitar areal kebun tebu sebagai pakan ternak.Â
Ampas tebu sekitar 9,98 juta ton yang merupakan sisa proses penggilingan tebu kembali dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel di pabrik gula.
Biomasa dari industri tebu ini sangat berpotensi sekali jika dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.Â
Sejumlah program yang memiliki prospek cerah sudah seharusnya segera diwujudkan.Â
Program tersebut adalah diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Selain biomasa, pemanfaatan tetes tebu yaitu cairan kental sisa dari hasil proses kristalisasi pada pembuatan gula pasir bisa digunakan sebagai bahan baku untuk produk Bioetanol.Â
Memiliki potensi yang sangat baik sebagai bahan baku fermentasi bioetanol.
Tetes tebu atau nama lainnya molassesberupa cairan sisa proses yang masih mengandung gula yang cukup potensial untuk dimanfaatkan.Â
Kadar gula yang dikandungnya berkisar antara 50 -- 65 %. Produksinya sekitar 2 juta ton setiap tahun dan terus meningkat seiring dengan peningkatan kapasitas pabrik gula.
Upaya pabrik gula untuk melakukan diversifikasi produk seperti mengolah ampas tebu menjadi listrik dan tetes tebu menjadi bioetanol merupakan terobosan untuk menunjang pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Program co-generation yang mengolah ampas tebu menjadi listrik bisa dilakukan oleh pabrik gula yang memiliki kelebihan ampasnya.Â