Pertandingan uji coba antara Timnas Indonesia (U-22) melawan Myanmar pada Selasa 21 Maret 2017 di Stadion Pakansari Cibinong Bogor merupakan debut bagi Luis Milla bersama Timnas yang dikelolanya sejak awal tahun ini. FIFA memasukkan laga ini sebagai pertandingan kelas A, yang berarti akan mempengaruhi peringkat Indonesia di ranking FIFA.
Firendly match ini masuk dalam kalender FIFA match day yaitu tanggal 20 hingga 28 Maret, 5 hingga 13 Juni, 28 Agustus hingga 5 September, 2 hingga 10 Oktober, 6 hingga 14 November dan terakhir, 22 Desember  2017.
Timnas U-22 yang berstatus Senior.
Masih menjadi tanda tanya apakah Timnas yang bertanding melawan Myanmar ini dianggap sebagai Timnas Senior padahal para pemainnya tidak semuanya mempunyai status senior kecuali seperti  Evan Dimas, I Putu Gede Antara,  Muhammad Hargianto, Hansamu Yama yang pernah memperkuat Timnas senior pada ajang Piala AFF 2016. Â
Namun demikian PSSI menganggap Timnas U-22 merupakan timnas terbaik atau timnas utama sehingga bisa didaftarkan sebagai pertandingan dengan level A FIFA. Apalagi saat ini PSSI memang tidak memiliki timnas senior, karena sedang fokus membentuk timnas U-22 demi target medali emas SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Skuat Myanmar sendiri yang nanti diturunkan adalah Timnas mereka yang akan bermain di kualifikasi Piala Asia 2019 melawan India pada 28 Maret 2017 sekaligus laga melawan Indonesia ini menjadi pemanasan buat Myanmar.
Menebak Pola Permainan Luis Milla.
Sudah tidak sabar ingin segera menikmati hasil racikan pelatih negeri Matador ini. Pria asal Spanyol akan memulai debutnya bersama Timnas U-22 pada hari Selasa 21 Maret 2017. Milla terlihat sudah mantap untuk membangun pola pemainan yang modern, yang biasa diperagakan timnas Spanyol. Umpan pendek, pressing, dan mengalirkan bola dengan cepat. Namun nampaknya Milla tidak hanya bergantung pada satu formasi tapi juga memiliki beberapa opsi lainnya.
Dari catatan media selama ini, Milla sempat mengusung skema formasi 3-5-2 dan 4-4-2 bersama saat bersama Al-Jazira. Demikian juga saat dengan timnas Spanyol U-21, Milla sering menggunakan pola 4-2-3-1 atau 4-1-4-1.
"Taktik bisa berubah tergantung lawan yang dihadapi," demikian Pelatih  berusia 50 tahun itu menjelaskan. Namun Milla tidak mengatakan apa rencana cadangan, apabila formasi utamanya gagal membuahkan hasil. Kita tunggu saja bagaimana performa Timnas racikan pelatih asal Spanyol ini
Mungkin ada sedikit gambarab pola apa yang akan diterapkan Luis Milla ketika dalam latihan yang berlangsung di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Jumat (17/3/2017) pagi WIB, sangat sedikit sekali menggunakan pola bermain dengan umpan panjang. Pelatih Milla selalu menginstruksikan pemain-pemainnya bermain passing cepat, sirkulasi bola cepat, atau mengubah alur bola ke sisi lainnya untuk mengganti permainan. Mereka selama latihan memang sering menggunakan pola 4-3-3, apalagi Timnas U-22 mempunyai pemain-pemain sayap yang cepat seperti pemain Persib, Febri Hariyadi.
Menarik ditunggu gaya permainan Timnas dengan penguasaan bola selama mungkin dan pressing saat kehilangan bola. Transisi antara pola bertahan dan melakukan penyerangan. Semua itu merupakan ciri yang akan diterapkan Luis Milla seperti ia terapkan dalam Timnas Spanyol U-21 yang pernah ditanganinya.
Ada kabar kurang menggembirakan ketika Evan Dimas harus berlatih terpisah karena masih didera cedera ringan. Evan Dimas bersama dengan dokter tim, Syarif Alwi hanya melakukan latihan ringan seperti jogging dan olah bola. Hal ini dilakukan karena Evan mengalami cedera engkel di kaki kiri sehingga menimbulkan pembengkakan. Menurut keterangan dokter Tim, Syarif Alwi, kondisi Evan sesungguhnya sudah cukup membaik dari hari-hari sebelumnya. Diharapkan Evan sudah bisa bergabung latihan bersama teman-temannya bahkan bisa turun bertanding dalam laga uji coba dengan Myanmar nanti.
Suporter Timnas dan Flare.
Dalam ujicoba Internasional Timnas melawan Myanmar, Â PSSI jauh-jauh hari sudah mengimbau agar supporter tidak menyalakan flare selama laga tersebut. Peristiwa yang terjadi sebelumnya, pertandingan Indonesia seringkali diwarnai oleh aksi flare yang dinyalakan oleh para suporter. Hal tersebut akhirnya berbuntut dengan dijatuhkannya sanksi berupa denda dari AFC dan FIFA.
Untuk menghindari kejadian serupa, PSSI mengingatkan suporter untuk tidak melakukan aksi tersebut. Seperti sudah kita tahu, AFC sudah mengancam jika masih ada flare di stadion, Indonesia akan mendapatkan hukuman. Indonesia sudah pernah kena sanksi denda dari AFC sebesar 65 ribu dollar AS karena masalah flare ini pada gelaran Piala AFF 2016. Jika itu terjadi lagi di pertandingan nanti maka denda bisa bertambah dua kali lipat dan yang paling berat adalah bertanding tanpa penonton di kandang.
Diperlukan upaya untuk melakukan sosialisasi kepada para kelompok supporter Timnas. Demikian juga bisa dilakukan pemasangan spanduk-spanduk di sekitar stadion dan pengamanan yang lebih ketat terhadap para penonton dengan pemeriksaan di pintu masuk secara berlapis.
Kita tunggu dengan harapan tinggi hasil racikan Luis Milla ketika Timnas melawan Myanmar pada Selasa 21 Maret 2017 di Stadion Pakansari, Cibinong Kabupaten Bogor.
Bravo Timnas.
#hensa17032017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H