All England Open 2017, Kevin/Marcus Memberi Contoh Bagaimana Menjadi Juara.
Turnamen tertua dan sangat bergengsi di kalangan pebulutangkis dunia, All England sudah berakhir saat final berlangsung di Barclaycard Arena, Birmingham, Minggu 12 Maret 2017.
Banyak peristiwa yang sudah terukir dalam turnamen ini. All England 2017 juga menjadi kuburan bagi pemenang medali emas Olimpiade 2016. Â Mereka yang meraih prestasi medali emas di Rio de Janeiro sudah tersisih di babak awal. Pada nomor tunggal putra, Chen Long dikalahkan Tanongsak Saensomboonsuk di babak kedua. Sementara tunggal putri Carolina Marin menyerah di hadapan Ratchanok Intanon pada perempat final.
Pada nomor ganda putr,i Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dikalahkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota di putaran kedua. Sedangkan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ditumbangkan Chris Adcock/Gabrielle Adcock di 8 besar.
Sedangkan peraih emas ganda putra Fu Haifeng/Zhang Nan tidak berpartisipasi, kecuali Zhang Nan memilih fokus bermain ganda campuran bersama Li Yinhui. Mereka akhirnya ditaklukkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di fase kedua.
Prestasi Kevin/Marcus.
Pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akhirnya berhasil menjadi juara All England Superseries Premier 2017. Bertanding menghadapi pasangan dari Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen pada babak final menang hanya dalam dua game dengan 21-19 dan 21-14.
Dari awal tanda-tanda keberhasilan Kevin/Marcur untuk merebut gelar ini sebenarnya sudah terlihat ketika duel yang ketat dan cerdik pada semi final melawan ganda Denmark.
Ganda terbaik Indonesia ini bermain cepat dan sangat cerdas menghadapi Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding. Saat itu Kevin/Marcus kalah 19-21 di gim pertama namun menang pada dua game berikutnya dengan skor 21-13, 21-17. Laga melawan Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding menjadi pertandingan dengan durasi terlama yang dimainkan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon di turnamen ini dengan menghabiskan waktu 1 jam 9 menit. Untuk empat laga lainnya, Kevin/Marcus hanya bermain selama 35 menit atau kurang dari durasi tersebut.
Menyaksikan final nomor ganda putra All England Superseries Premier 2017 ini sangat mengasyikkan saat menikmati Live nya di Kompas TV. Kedua pasangan memiliki kemampuan yang setara namun ganda Indonesia berinisiatif menyerang dan memainkan bola drive dengan cepat.
Keberhasilan yang diraih Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo mengalahkan Li Junhui/Liu Yuchen, dalam final di Barclaycard Arena tersebut berkat strategi yang jitu dari ganda Indonesia. Postur tinggi ganda China tampak kesulitan menerima bola-bola cepat datar dari ganda Indonesia. Kevin/Marcus hanya butuh waktu 35 menit untuk menyudahi perlawanan Liu/Li dengan skor 21-19 21-14.
Kevin/Marcus benar-benar bermain cepat dan cerdik. Hanya memberikan enam kali kesempatan bagi Li Junhui/Liu Yuchen untuk memimpin sepanjang laga final berlangsung. Di gim pertama Li/Liu memimpin pada angka 16-15 dan lima kali posisi memimpin yang didapat Li/Liu di gim kedua semuanya terjadi hanya di awal gim, tepatnya ketika mereka unggul 2-0 hingga 3-1.
Dalam catatan Sejarah Ganda Putra Indonesia di All England, sukses Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon merebut trofi All England tahun ini membuat mereka menjadi ganda putra Indonesia ke-11 peraih gelar bergengsi ini. Â
Sepuluh ganda Indonesia yang mampu meraih gelar sebelumnya adalah Christian Hadinata/Ade Chandra, Tjun Tjun/Johan Wahjudi, Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono, Rudy Gunawan/Eddy Hartono, Rudy Gunawan/Bambang Suprianto, Ricky Subagdja/Rexy Mainaky, Tony Gunawan/Candra Wijaya, Tony Gunawan/Halim Haryanto, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Bagi Kevin/Marcus, gelar All England 2017 ini merupakan gelar super series/super series premier keempat sepanjang karier mereka setelah pada tahun lalu juga  menjadi juara di Turnamen Superseries/Premier India, Australia, dan China.
Di sisi lain hasil pertandingan final All England tahun ini memunculkan fakta tidak ada dominasi dari satu negara. Bahkan China dan Jepang yang selama ini sangat dominan pada nomor sektor putri tidak satupun wakilnya lolos ke final. All England tahun 2017, dari lima nomor yang dipertandingkan menampilkan  juara yang berasal dari negara berbeda. Negara yang wakilnya menjadi juara adalah Cina, Malaysia, Korea Selatan, Indonesia, dan Cina Taipei. Sedangkan Inggris sebagai tuan rumah tidak mendapatkan satupun gelar juara.
Inilah hasil Pertandingan Final All England 2017 merata dibagi untuk 5 negara pada 5 nomor yang dipertandingkan.
Ganda campuran China, LU Kai/HUANG Yaqiong berhasil juara setelah mengalahkan ganda Malaysia, Peng Soon CHAN/Liu Ying GOH [6] 18-21 21-19 21-16. Pemain Malaysia, LEE Chong Wei juara tunggal putra setelah menang atas  SHI Yuqi  dari China dengan skor 21-12 21-10. Giliran ganda putri Koresa Selatan, CHANG Ye Na/LEE So Hee menang melawan satu-satunya wakil Eropa  Kamilla Rytter JUHL/Christinna PEDERSEN dari Denmark dengan 21-18 21-13.
Marcus Fernaldi GIDEON/Kevin Sanjaya SUKAMULJO meraih gelar ganda putra dengan mengalahkan  LI Junhui/LIU Yuchen, China dengan  21-19 21-14  dan pada tunggal putri TAI Tzu Ying, pemain ranking satu dunia asal Taipe menyudahi perlawanan tunggal putri Thailand Ratchanok INTANON  dengan skor  21-16 22-20 untuk merebut  gelar juara.
Keberhasilan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon menjadi juara All England 2017 membuat Indonesia terhindar dari hampa gelar di turnamen paling bergengsi di dunia tersebut. Bagi Kevin/Marcus, ini adalah gelar All England perdana dalam karier mereka.
Sukses ini sangat berarti bagi Indonesia karena All England merupakan salah satu kejuaraan bulu tangkis yang sangat prestisius di dunia.
Prestasi Kevin/Marcus semoga menjadi pelecut semangat pebulutangkis Indonesia untuk meraih gelar terbaik baginegeri tercinta.
Bravo Bulutangkis Indonesia
#hensa13032017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H