Indonesia baru saja merampungkan kompetisi tidak resmi yang diberi nama Torabika Soccer Championship 2016 (TSC). Kompetisi TSC diikuti oleh 18 klub dan dimenangkan oleh Persipura Jayapura.
Sepanjang tahun 2016 kompetisi ini berjalan relative lancar namun terkesan datar-datar saja dari segi kualitas. Tidak ada pemain-pemain baru dalam TSC ini, terutama pemain asing masih nama-nama yang sama.
Jadwal memang teratur dan sesuai rencana namun masih ada juga benturan dengan jadwal International seperti terjadi saat Bambang Pamungkas-Bepe mengeluh karena jadwal Persija saat bertanding melawan Bali United berbenturan dengan pertandingan Timnas di Piala AFF 2016.Â
Bepe pun mengeluhkan hal ini melalui akun twitternya. Sebenarnya masih banyak sekali catatan yang bisa dijadikan evaluasi untuk bekal dalam penyelenggaraan Liga Indonesia tahun 2017.
Liga Indonesia dan Fenomena Liga Super China
Berbeda dengan kompetisi di Indonesia, Liga Super China saat ini sedang onfire mencengangkan dunia. Bahkan seorang Arsen Wenger saja sudah mewanti-wanti kepada klub-klub Liga Inggris agar berhati-hati dengan dana klub-klub Liga China yang mengancam pemain dari klub-klub Liga Inggris hengkang ke Liga China.Â
Menurut berita terbaru AFP, pemain Chelsea asal Brazil, Oscar dipastikan akan meninggalkan Liga Inggris dibeli Shanghai SIPG senilai 70.5 juta Euro. Oscar menyusul pemain Brazil lainnya, Ramires yang sudah merapat ke Liga China setelah Chelsea setuju menjual pemain itu ke Jiangsu Suning di awal tahun 2016.
Liga Super China memang sedang giat-giatnya berbenah dengan mendatangkan pemain top dunia. Apa yang dikhawatirkan Arsen Wenger bisa benar-benar terjadi jika klub-klub Liga Premier tidak memprotek pemain-pemain topnya. Beredar kabar bahwa Rooney pun sedang diincar oleh salah satu klub Liga China.
Liga Indonesia mungkin tidak perlu dulu membandingkannya dan dengan Liga Super China. Lebih realistis bercermin terlebih dulu saja pada Liga di Thailand yang klub-klub anggotanya sudah memiliki lisensi dari AFC sebagai klub professional.
Sampai saat ini belum ada satu klubpun di Indonesia yang sudah mendapatkan lisensi sebagai klub professional dari AFC. Â Sudah saatnya PSSI membenahi dengan baik klub-klub anggotanya menuju klub professional yang memiliki lisensi dari AFC. Indonesia harus memiliki program yang jelas, terukur targetnya dan berkesinambungan.
Catatan Kelam Kerusuhan Suporter dan Kualitas Wasit
Pertandingan Benteng FC melawan Persiku Kudus dalam Liga Nusantara, menjadi heboh ketika ada seorang pemain cadangan, kelakukannya benar-benar tidak masuk akal sehat. Budi, nama pemain tersebut dengan sengaja menginjak kepala Cholid Dalyanto, wasit yang memimpin jalannya pertandingan karena tidak terima dengan keputusan-keputusan wasit asal Yogjakarta tersebut.
Bayangkan, seorang pemain cadangan masuk ke dalam lapangan hanya untuk menginjak kepala Sang Pengadil pertandingan. Sang Wasit ternyata masih mampu bangkit untuk kemudian memberikan kartu merah kepada pemain cadangan tersebut dan empat rekannya.
Terlepas dari kualitas wasit kita yang perlu ditingkatkan namun seharusnya para pemain bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Sangat layak oknum pemain seperti itu mendapat hukuman yang setimpal.
Selain soal wasit, kerusuhan antar suporter masih juga sering terjadi. Ini kejadiannya di Gresik ketika PS TNI berhadapan dengan Tuan Rumah Persegres Gresik. Suporter PS TNI, yang notabene adalah anggota militer, bentrok melawan suporter Persegres Gresik United.
Kejadian serupa juga ada di Gelora Bung Karno ketika oknum  suporter Persija berbuat onar, sehingga menyulut tindakan tegas dari pihak kepolisian. Terjadilah  bentrokan diantara mereka.
Insiden serupa yang lebih fatal karena mengakibatkan korban nyawa terjadi di Cirebon. Suporter Persija Jakarta tewas pada Ahad (7/11/2016). Penyebab meninggalnya suporter sepak bola klub ibu kota tersebut karena insiden kerusuhan yang terjadi di KM 188 Tol Palimanan.
Pada saat mereka melintas Tol Palimanan itu, tiga bus paling belakang Jakmania, berhenti di jalan layang Lungbenda. Para suporter keluar dari bus dan turun ke jalan terlibat bentrok dan saling melempar batu dengan  warga di Lungbenda.Â
Sementara di bawah jalan layang, sejumlah pemuda lokal juga ikut melawan aksi suporter ibu kota. Dalam insiden itu satu Jakmania, warga Kalimalang Jakarta Timur bernama Harun Al Rasyid Lestaluhu tewas mengenaskan diamuk warga sekitar.
Sebelumnya, Muhamad Rovi Arrahman alias Omen juga tewas saat akan menyaksikan pertandingan sepak bola di Stadion Wibawa Mukti Cikarang Timur Kab Bekasi pada hari Sabtu (22/10/2016).Â
Saat itu tiba-tiba korban dihadang oleh sekelompok remaja di Jalan Inspeksi Kalimalang Kecamatan Cikarang Selatan. Korban terjatuh dari sepeda motor dan terseret oleh sepeda motornya sendiri akibat panik menghadapi kejaran remaja tersebut. Akibat penganiayaan korban mengalami luka-luka yang sangat parah juga akibat terseret sepeda motor di jalan aspal. Akhirnya korban meninggal dunia di rumah sakit.
Kejadian muram supporter dan wasit yang dianiaya oleh oknum pemain sudah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Terutama untuk PSSI agar menjadi catatan yang harus diperhatikan pada saat nanti akan kembali menggulirkan kompetisi Liga Indonesia tahun 2017.
Agenda Timnas 2017
Pada tahun 2017 sudah banyak agenda sepakbola yang harus diikuti oleh Indonesia. Timnas Senior sendiri hanya bisa mengikuti friendly games untuk memperbaiki ranking FIFA. Â Kegiatan ini nanti menyesuaikan dengan agenda kalender FIFA tahun 2017. Untuk jadwal friendly match adalah 20-27 Februari, 5-13 Juni, 28-31 Agustus, 1-5 September, 2-10 Oktober dan 6-14 November. Hanya ada minimal 6 pertandingan selama tahun 2017 nanti.
Untuk Timnas U-22 memiliki agenda mengikuti SEA Games 2017 yang akan dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia pada 19-31 Agustus. Timnas U-15 akan bertanding di Piala AFF U-15 yang akan dihelat di Singapura atau Thailand pada bulan Juli.
Timnas U-18 juga memiliki agenda Piala AFF U-18 di Myanmar pada bulan September. Timnas U-23 juga akan tampil dalam Pra-Piala Asia U-23 2018 di bulan Juli.
Untuk semua agenda tersebut PSSI harus secepatnya menunjuk Pelatih Timnas untuk masing-masing level usia. Untuk Timnas Senior sebaiknya dirangkap juga sebagai pelatih Timnas U-22 karena hal ini akan membantu program berjalan dengan baik dan selaras.
Memang banyak sekali yang harus dibenahi. Pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi PSSI. Namun kapan lagi berbenah jika tidak sekarang. Saatnya sudah sepakbola Indonesia memulai lagi untuk bangkit. Liga Indonesia yang tertata dengan baik akan bermuara pada Timnas yang kuat.
Bravo Timnas Garuda. Sudah saatnya berbenah dan berprestasi di tahun 2017.
Bandung  27 Desember  2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H