Pertandingan Benteng FC melawan Persiku Kudus dalam Liga Nusantara, menjadi heboh ketika ada seorang pemain cadangan, kelakukannya benar-benar tidak masuk akal sehat. Budi, nama pemain tersebut dengan sengaja menginjak kepala Cholid Dalyanto, wasit yang memimpin jalannya pertandingan karena tidak terima dengan keputusan-keputusan wasit asal Yogjakarta tersebut.
Bayangkan, seorang pemain cadangan masuk ke dalam lapangan hanya untuk menginjak kepala Sang Pengadil pertandingan. Sang Wasit ternyata masih mampu bangkit untuk kemudian memberikan kartu merah kepada pemain cadangan tersebut dan empat rekannya.
Terlepas dari kualitas wasit kita yang perlu ditingkatkan namun seharusnya para pemain bisa menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Sangat layak oknum pemain seperti itu mendapat hukuman yang setimpal.
Selain soal wasit, kerusuhan antar suporter masih juga sering terjadi. Ini kejadiannya di Gresik ketika PS TNI berhadapan dengan Tuan Rumah Persegres Gresik. Suporter PS TNI, yang notabene adalah anggota militer, bentrok melawan suporter Persegres Gresik United.
Kejadian serupa juga ada di Gelora Bung Karno ketika oknum  suporter Persija berbuat onar, sehingga menyulut tindakan tegas dari pihak kepolisian. Terjadilah  bentrokan diantara mereka.
Insiden serupa yang lebih fatal karena mengakibatkan korban nyawa terjadi di Cirebon. Suporter Persija Jakarta tewas pada Ahad (7/11/2016). Penyebab meninggalnya suporter sepak bola klub ibu kota tersebut karena insiden kerusuhan yang terjadi di KM 188 Tol Palimanan.
Pada saat mereka melintas Tol Palimanan itu, tiga bus paling belakang Jakmania, berhenti di jalan layang Lungbenda. Para suporter keluar dari bus dan turun ke jalan terlibat bentrok dan saling melempar batu dengan  warga di Lungbenda.Â
Sementara di bawah jalan layang, sejumlah pemuda lokal juga ikut melawan aksi suporter ibu kota. Dalam insiden itu satu Jakmania, warga Kalimalang Jakarta Timur bernama Harun Al Rasyid Lestaluhu tewas mengenaskan diamuk warga sekitar.
Sebelumnya, Muhamad Rovi Arrahman alias Omen juga tewas saat akan menyaksikan pertandingan sepak bola di Stadion Wibawa Mukti Cikarang Timur Kab Bekasi pada hari Sabtu (22/10/2016).Â
Saat itu tiba-tiba korban dihadang oleh sekelompok remaja di Jalan Inspeksi Kalimalang Kecamatan Cikarang Selatan. Korban terjatuh dari sepeda motor dan terseret oleh sepeda motornya sendiri akibat panik menghadapi kejaran remaja tersebut. Akibat penganiayaan korban mengalami luka-luka yang sangat parah juga akibat terseret sepeda motor di jalan aspal. Akhirnya korban meninggal dunia di rumah sakit.
Kejadian muram supporter dan wasit yang dianiaya oleh oknum pemain sudah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Terutama untuk PSSI agar menjadi catatan yang harus diperhatikan pada saat nanti akan kembali menggulirkan kompetisi Liga Indonesia tahun 2017.