Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fenomena Back Tengah Timnas Garuda di Piala AFF 2016

13 Desember 2016   16:38 Diperbarui: 14 Desember 2016   10:41 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil menunggu final leg pertama antara Indonesia melawan juara bertahan Thailand yang akan berlangsung 14 Desember 2016 di Stadion Pakansari Bogor. Mari kita sejenak berbincang tentang fenomena duet back tengah Timnas Garuda selama helatan Piala AFF 2016 ini.

Yanto Basna dan Fakhrudin

Alfred Riedl, seorang pelatih yang selalu memegang teguh prinsipnya. Kuat pendirian dan terkesan keras kepala. Hal ini terbukti, Riedl selalu menggunakan skema 4-4-2 dalam formasi skuat Timnas Garuda dalam babak penyisihan Grup A di Filipina.

Kuartet pemain belakang seolah tak tergantikan khususnya duet back tengah Yanto Basna dan Fakhrudin. Padahal dalam catatan selama fase grup A, mereka melakukan blunder sehingga menghasilkan 2gol Thailand di babak pertama. Kemudian saat melawan Filipina blunder kembali terulang untuk gol pertama Filipina juga pada babak pertama. Diulangi lagi saat gol Singapura pada babak pertama dalam pertandingan terakhir fase grup A.

Duet ini saat di fase grup sangat lemah mengantisipasi bola silang dan duel di udara. Namun Riedl masih terus mempertahankannya hingga usai fase grup. Yanto Basna dan Fakhrudin akhirnya harus menepi karena mereka mendapat akumulasi dua kartu kuning sehingga tidak bisa dimainkan saat semi final melawan Vietnam.

Hansamu Yama dan Manahati Lestusen.

Fenomena duet baru ini baru muncul di semi final leg pertama melawan Vietnam. Alfred Riedl apa boleh buat harus menurunkan pemain lain  menggantikan duet Yanto Basna dan Fakhrudin karena akumulasi kartu kuning. Akhirnya Riedl memilih duet Hansamu dan Manahati. Mereka ternyata bermain luar biasa dalam laga tersebut nyaris tanpa cela.  Bahkan gol pertama Indonesia dicetak oleh sundulan kepala Hansamu dalam suatu kemelut  dari tendangan penjuru Rizky Pora.

Permainan duet baru ini membuat Riedl sempat menjadi pusing siapa yang akan dimainkan pada semifinal leg kedua. Rupanya gara-gara fenomena back back tengah Timnas Garuda ini akhirnya Si Opa harus realsitis menerapkan sepakbola tidak lagi dengan prinsip yang dianutnya selama ini. Riedl sudah berpaling untuk lebih menerapkan sepakbola pragmatis.

Lihatlah pada leg kedua Riedl menurunkan 3 back tengah itu dalam satu komposisi secara bersamaan. Duet stopper diisi oleh Hansamu dan Fakhrudin sedangkan Manahati berduet denga Bayu Pradana sebagai gelandang bertahan.

Hasilnya luar biasa. Mereka telah membuat Le Cong Vinh dan Nguyen Van Quyet tidak berkutik.  Ada 2 gol dalam pertandingan itu namun itu berawal dari bola mati. Pada leg pertama juga ada 1 gol Vietnam dari tendangan penalty yang masih bisa diperdebatkan.

Riedl Lebih Pragmatis.

Kini Sang Pelatih ini sudah jauh meninggalkan pola pakemnya 4-4-2. Skema permainan selalu disesuaikan dengan kondisi pertandingan. Pola permainan Timnas terkesan lebih pragmatis. Hasil akhir menjadi lebih penting dari pada bermain cantik tapi kalah.

Sangat menarik ditunggu saat nanti laga final bermain pada leg pertama melawan Thailand. Skema apa yang akan diterapkan Riedl. Apakah akan menurunkan Yanto Basna, Hansamu dan Fakhrudin dalam trio back tengah?

Di tengah Manahati tetap berduet dengan Stefano Lilipaly diapit oleh back sayap Beny Wahyudi dan Abduh Lestaluhu.   Lini depan di isi trio Andik dan Rizky Pora yang mengapit Boaz di tengah sebagai penyerang tunggal.

Skema 3-4-3 ini nampaknya akan dicoba melawan Thailand. Pada saat transisi bertahan skema akan berubah menjadi 5-4-1dengan hanya meninggalkan Boaz sendirian di depan. Taktik ini paling tidak pernah dicoba dalam satu sesi latihan di Pelatnas Karawaci beberapa waktu yang lalu. Ada lima pemain belakang yang akan menghadang Teerasil Dangda, Chanatip Songkrasin, Tristan Do, Siroch Chatthong dan Sarawut Masuk. Sementara Kurnia Meiga adalah tembok terakhir yang sudah teruji digedor 7 hari 7 malam oleh Vietnam.

Apakah skema ini akan efektif untuk meredam agresivitas para pemain Gajah Perang? Jawabannya nanti akan kita saksikan sendiri Rabu 14 Desember 2016 di Stadion Pakansari Cibinong Bogor. Kita bayangkan Pakansari akan memerah bersama Garuda yang meraih kemenangan. 

Selamat Berjuang Garuda. Merah Putih selalu di dadaku.

#hensa13122016   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun