Mohon tunggu...
henry satyadi
henry satyadi Mohon Tunggu... -

I was born in a simple little family and educated nicely by my parents until i can reach this step in university majoring in architecture. I declare myself as a nationalist! little things that I've done was dedicated to my beloved God by my calling to this country, Indonesia. no matter how bad, how rude, how dangerous, even deadly, i can re-assure all of you, that Indonesia will always got my back ups. But, me myself will not disgrace any other country and saying Indonesia is the only best. I think each country got its own definition about it's people perspective in order to a nationalism. While me, will be saying my country, Indonesia is a land of wonders! I love peace, oh yes, i fight for that. I love friendship, i believe everyone should be together, at least paired! I love to share and affect people because i was grown by those lifelines, shared and affected. Just as if you like to be listened, listen. I love art. art is my passion in creating something as i learned to be creative. I love culture, especially Indonesian. To see the culture, for me is just like you travel through time without a wormhole. Understand it just like love. Apply it just like having a crystal clear picture for the future. I would be pleased to learn from life, while sometimes books will help me to reassure my own definitive theory about my life itself. And above all... I love my God, all the time, which He has defined me with a vision just as i am now and empowering me with wonders beyond wonders that i cant even imagine what would i be without it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Oh Lihat Ibu Pertiwi

5 Maret 2010   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

setetes air mata menjatuhi pelataran pipi saya, dan dilanjutkan dengan banjuran yang lain..

dan kemudian saya menemukan sebuah lagu, dinyanyikan oleh margie segers dan mendendangkannya
hasilnya sama..
hanya bait pertama saja yang dilantunkan..
bahkan dinyanyikan dengan paduan suara indah berulang kali..

mana perjuangannya?
mana hasratmu mengenbirakan ibu? yang kita tahu hanya ibu sedang manangis dan merintih..
lalu apa yang bisa kita lakukan???
semuanya!!
semuanya sampah,
jika hanya diam!
termasuk saya!

inikah kita?
yang hanya mengingat sesuatu yang pedih tanpa memperjuangkan sesuatu untuknya?

lalu kembail ke lirik selanjutnya..

ibu kami tetap cinta..
putramu yang setia..
manjaga harta pusaka,
untuk nusa dan bangsa...

seberapa menggugah hal ini kepadamu,
seberapa hambarkah indonesia terhadapmu?
semua kembali kepada kita

dan apakah kita menjadikannya berharga untuk diperjuangkan
atau bertetap hati pada rintihan
sampai kepada saat ibu terangkat ke surga?

written 5th march 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun