bila kita kembali kepada masa seorang saya dilahirkan...
dan meruntut setiap detil kehidupan yang telah dilalui,
bersama keluarga, bersama teman, bersama Tuhan,
adakah suatu segmen kehidupan yang terlupakan?
sebuah segmen yang menjadi tempatnya,
bagian mendasar setiap lembar sejarah hidup kita..
dalam hidup saya,
segmen ini sempat tertinggal, sempat terlupakan,
sempat dibunuh..
namun, seiring dengan memudarnya warna setiap helai rambut saya,
suatu epifani menampar pipi kanan dan kiri dan menggoncangkan diri saya
lalu kesadaran mendadak akan kenyataan tersebut membuat saya mengatakan
inilah rumahku
inilah bagian jiwaku
inilah relung terdalamku
di dunia
karena ku sadar, akhirat bukanlah milik ku
di palung terdalamnya aku pernah tenggelam
dan menemukan spesies baru bernama aku
di tatar ini aku pernah hidup
menggoreskan tinta-tinta warna kehidupanku
dari merah, biru, hijau, kuning, hitam dan putih.
di ranah ini aku juga pernah meronce untaian manikam-manikam
manikam indah yang mungkin pernah melukaiku saat ku meroncenya