NKRI is not NEGARA KULI REPUBLIK INDONESIA
Kami pun sebenarnya juga tidak pernah punya rencana menjadi KULI
Hey hello….,
Semenjak sekolah dasar dan tahun pertama sekolah menengah pertama, yah….kurang lebih akhir tahun 90an dan awal 2000 an. Sering sekali bapak ibu guru mengingatkan kami waktu itu, bahwa sahnya sebentar lagi akan memasuki perdangan bebas dan era global, karena itu kami (saya) waktu itu dihimbau agar giat-giat belajar agar bisa menjadi sosok yang mampu bersaing kelak (sekarang) waktu menghadapi era perdagangan bebas.
Hey sobat
Nowadays…., this is global era!! this free trade area!!. Oh god saya yang pada saat itu dihimbau untuk giat belajaris become nothing,it’s mean contribute nothing to the nation trading, no product I’ve create. Hehehehe. Bukan berarti ini akhir dari masa giat belajar, dan bukan berarti juga telah patah arang. Hey sobat…., please look at the following fact :
-GAWAT!IndonesiaPengakses Situs Porno Terbesar Dunia! (www.lintasberita.com)
-YANG jujur Dihancur kan (ingatkah kasus ujian nasional SDN GADEL)
-Depdiknas mencatat jumlah pengangguran terdidik 961.001 orang dan dari jumlah tersebut 598.000 lebih berstatus sarjana (http://sejernihembun.blogdetik.com)
-12 juta anak Indonesia yg putus sekolah(twitter asaindonesia)
-Indonesia exportir TKI
Tetap Semangat kawan, tidak semua rekor Indonesia buruk seperti diatas. Kita masih punya rekor yang patut dibanggakan “INDONESIA NEGARA SURGA BAGI PARA KORUPTOR”…….hahahahahhaha hebat toh. Dan ternyata cepatnya arus globalisasi tidak mampu diimbangi oleh kecepatan beradaptasi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
KAITANYA DENGAN NEGERI KULI??
Jelas sangat berkaitan teman, Indonesia pengakses situs porno terbesar, siapakah mayoritas pengguna internet?? Hehehe PEMUDA. Dan ini baru permulaan, tak sedikit juga cerita menyedihkan mengenai pola hidup HEDON pemuda merah putih. Hanya saja saya melihat ada peluang besar disini, karena selain sebagai penikmat ternyata pemuda/pemudi kita ternyata cukup kreatif dalam memproduksi film porno indie…wkwkwkwk.
Beberapa poin selanjutnya saya gabungkan menjadi permasalahan dunia pendidikan (pengangguran terdidik, anak putus sekolah, ketidakjujuran UAN, hehehe belum lg komersialilsasi dunia pendidikan) ihhhh serem deah. Padahal seharusnya pendidikan adalah kawahcandradimuka generasi penerus untuk mewujudakan mimipi sebagai INDONESIA EMAS. Kegagalan terstruktur pendidikan ini jelas akan memberi kontribusi signifikan terhadap pola pikir ke”KULI”an. Agar tidak terjadimisunderstanding pola pikir ke”KULI”an yang saya maksud adalah sikap pesimis dan pragmatis yang berorientasi pada pencapaian sesaat saja. Contoh simple yang saya angkat adalah pemerintah yang memilih kontrak dengan luar negeri hanya untuk urusan pembangunan kapal, yang actual dan factual saat ini adalah pembangunan kapal patroli polisi 36M yang memilih Jupiter Shipping Pte Ltd (Singapore) sebagai overseas principal company. Oh no my god……., pertanyaan pertama saya adalah : bangun kapal di perusahaan shipping?? Bukanya shipyard ya…?? Selanjutnya kenapa harus jauh ke Singapore dulu…., bukankah ada banyak (red suroboyoan :ombyok an sak taek ndayak) galangan nasional yang bisa bangun kapal dengan kapsatitas panjang hanya 36 M ada PT PAL PT DKB PT DPS PT INDUTRI KAPAL ah dan banyak yang lainya. pertanyaan saya selanjutnya adalah kenapa demikian??. Tak tau lah apa maksudnya, padahal negeri ini sudah lebih maju terlebih dahulu masalah teknologi perkapalan.
Dan temans nampaknya NKRI ini adalah pasarrayanya dunia hehehehe…, seharus nya ini baik jikalau NKRI ini mampu memerankan diri sebagai produsen, ibaratnya berjualan dirumah sendiri, namun sayang kita terlalu nyaman dengan membeli motor yang murah, telepon murah, kapal murah, pesawat murah …., kita malas dan tidak berani mengambil resiko untuk menjadi mandiri. Satu-satunya yang kita pandai adalah berpolemik, kenapa demikian? Ya jelaslah saudara pengangguran terdidik dan terpelajar sekian banyak jumlahnya apalagi kesibukan mereka selain berpolemik. Hehehe PISSS!!!.
Apakah memang NKRI ini di Skenario seperti itu (dikondisikan agar tidak berani maju, dikondisikan agar nyaman dengan kondisi yang ada dan tidak berkembang) ? tak tau lagi lah. Cuma beberapa fakta / rahasia umum dibawah ini cukup membuat risau :
1.Komersialisasi dunia pendidikan : tentulah anda setuju bahwa pendidikan merupakan salah satu pintu terbaik untuk keluar dari rumah kemiskinan. Bagaimana yang miskin bisa berkembang jika hanya untuk berpendidikan saja susah. Ok simple nya biarkan saja yang miskin merana, dengan demikian orang miskin akan berkurang karena mati kelaparan (bukan kemiskinannya yang berkurang), eits jangan salah bung!! Orang miskin tidak akan berkurang karena tidak diberi kesempatan dan dibiarkan diseleksi alam, yang ada jika mereka diacuhkan adalah terjadinya populasi miskin kuadrat. Kenapa demikian?? Ya jelas orang miskin memang dilarang berpendidikan, tapi kan tidak dilarang BERANAK PINAK…, nah..generasi kedua dan selanjutnya ini yang mejadi miskin kuadrat. “apalah yang bisa dilakukan orang miskin selain jadi KULI?” (red : kuli seperti definisi saya diatas). Jangan lupa bahwa jumlah orang miskin dinegeri ini jauh lebih banyak dari orang kaya.
2.Pengangguran terdidik : kenapa semakin banyak?? Ya jelas karena perluasan lapangan kerja berjalan tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja terdidik…, kok bisa demikian?? Ya soalnya dikit-dikit import…capek deh!! Import boleh asal kondisi lokal sudah benar tidak bisa memenuhi.
3.KORUPSI : masalah UTAMA ketidakberhasilan pembangunan di NKRI ini adalah budaya KORUP yang sudah terlanjur akut. Dan sayangnya KORUPTOR ini sudah menjangkit mulai dari yang terbawah contoh tukang parkir (berapa tertulis di retribusi? Berapa anda diminta membayar?), urus KTP berapa anda diminta membayar uang administrasi? Tak perlulah jauh sampe ke Cartagena, singapura, Malaysia dll. Kita sendiri tanpa sadar dan sadar ternyata KORUPSI.
Sedikit ulasan diatas adalah contoh permasalahan bangsa yang terasa sulit untuk dipecahkan, karena seperti siklus yang kita tidak mengerti dari mana dimulai dan dimana berakhirnya. Dihadapkan permasalahan seperti itu apalagi pilihan pemuda Indonesia selain menjadi “KULI” yang sukses.
Bersambung…….,
Kurniawan Henry
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H