Mohon tunggu...
Henry Halim Oktakusuma
Henry Halim Oktakusuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan BUMN

Menulis agar tetap bisa berpikir dan ikut berpartisipasi membangun peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mindset Orangtua Penyebab Stunting Anak

30 April 2024   16:03 Diperbarui: 30 April 2024   16:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: mihailmilovanovic via canva.com

Sayangnya, orang tua di Indonesia masih sangat banyak yang malas membaca, dengan berbagai macam alasan. Padahal semua informasi yang diperlukan anak dalam perkembangannya, salah satunya tentu dari membaca. Kegiatan membaca pun tidak harus dari buku, era digital sekarang sangat mempermudah semua orang, membaca dari handphone pun sudah bisa, atau saat memberikan ASI juga bisa sambil membaca. 

Ketika minimnya pengetahuan tentang tumbuh kembang anak, maka resiko stunting pada anak akan tinggi. Asupan makanan yang sembarangan untuk anak, tidak pahamnya peran vitamin bagi ibu dan anak menjadi penyumbang terbesar penyebab stunting pada anak.

  • Terlalu Percaya Mitos

Ironinya, disaat banyak orang tua malas untuk membaca tapi sangat percaya pada mitos mengenai tumbuh kembang anaknya, termasuk memperbolehkan anak mengonsumsi apapun yang dianggap orang tua itu baik atau tidak apa-apa bagi anak yang masih bayi ataupun balita. Alasannya adalah agar anak kuat dan terbiasa dengan segala jenis makanan dan minuman saat besarnya, padahal itu biasanya hanya berlandaskan asumsi dari orang zaman dahulu bukan pada hasil medis.

Salah satunya adalah memberikan minuman kopi pada anak yang masih bayi atau balita, katanya itu bertujuan agar perut dan kondisi badan si anak kuat dan tidak mudah sakit. Apakah ini benar? Tentu saja ini mitos. Dasarnya hanya pada asumsi "anak zaman dahulu tidak apa-apa" dan itu diyakini benar oleh beberapa orang tua.

Dalam kasus memberikan kopi pada anak tersebut, faktanya berdasarkan medis dan gizi, minuman kopi dapat berdampak negatif pada tumbuh kembang anak. Kenapa?

Pertama, kopi dapat mengganggu jam tidur anak atau insomnia. Kita semua tahu efek dari kopi salah satunya adalah membuat kita tidak mengantuk. Sedangkan bayi atau balita waktu tidurnya minimal harus sebelas jam per hari untuk menunjang pertumbuhannya. Tentu pertumbuhan anak akan terganggu jika waktu tidurnya kurang.

Kedua, kopi membuat pola makan anak tidak teratur karena kopi dapat menekan nafsu makan. Jika anak diberikan kopi maka akan sulit merasa lapar sehingga asupan nutrisi yang masuk ke tubuh anak juga akan sedikit. Padahal anak di fase bayi atau balita sangat membutuhkan banyak nutrisi dari makanannya. Tapi sayangnya, hal ini banyak "diwajarkan" oleh orang tua jika anak sedikit makannya.

Ketiga, kopi yang dapat meningkatkan asam lambung tentu akan berdampak tidak baik bagi anak karena kondisi organ tubuh anak masih dalam tahap perkembangan. Akan sangat berbahaya bagi kesehatan lambung dan pencernaan anak jika dibiasakan untuk meminum kopi.

Ini bukan sekedar soal minum kopi atau minuman semacamnya yang diberikan pada anak, tapi soal pengetahuan dan kepedulian orang tua pada nutrisi, pola makan, dan pola tidur anak.

Hal lain misalnya seperti memberikan makanan atau minuman manis yang cukup banyak pada anak, membiarkan anak tidur di waktu larut malam, dan semua hal mitos yang berlandaskan pada "kata orang tua dahulu."

Mindset percaya mitos ini masih cukup banyak dipegang oleh orang tua dengan dalil "manut pada orang tua" dan "anak zaman dahulu saja tidak apa-apa". Padahal zaman sudah berkembang, ilmu pengetahuan dan penelitian terkait tumbuh kembang anak juga sudah banyak dilakukan oleh ahli, yang seharusnya bisa membuat banyak orang tua membuka pikiran, menambah wawasan, dan mengubah mindset dalam menjaga pertumbuhan anak.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun