Mohon tunggu...
Henry Halim Oktakusuma
Henry Halim Oktakusuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan BUMN

Menulis agar tetap bisa berpikir dan ikut berpartisipasi membangun peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca untuk peradaban Bangsa yang Hidup

23 Juli 2023   14:00 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:02 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: pexels.com/@polina-zimmerman/

Contoh lain bisa kita lihat bagaimana Revolusi Industri yang terjadi di Eropa. Apa yang para ilmuwan lakukan sehingga bisa memantik majunya peradaban Eropa? Tidak lain adalah membaca dan mempelajari penemuan dari zaman sebelum mereka. Masyarakat Eropa juga paham bahwa kegiatan membaca pengetahuan dan mempelajari ilmu akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan negara.

Di negara ini sebenarnya sudah ditunjukan dan dibuktikan oleh para Founding Fathers kita bagaimana membaca sangat mempengaruhi pergerakan perjuangan sehingga bisa merdeka dari penjajah.

Bung Karno sangat suka membaca. Itu juga yang mempengaruhi cara beliau berorasi, mempelajari masyarakat, pandangan kebangsaan, dan memahami arti sebuah kebebasan hidup bernegara.

Bung Hatta, yang terkenal sangat intelektual dalam perpolitikan bangsa, juga begitu banyak buku yang beliau baca. Hingga sebuah kalimatnya yang sangat terkenal terucap, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.

Para Founding Fathers mengerti bahwa membaca dapat mempengaruhi pikiran, kecerdasan, karakter, dan pengambilan keputusan seseorang. Begitu pula yang disebutkan oleh A. M. Fatwa, bahwa semakin banyak orang membaca buku maka akan semakin sehat pikiran. Sebaliknya, semakin sedikit orang membaca buku maka pikiran akan kering kerontang dan peradaban pun akan hancur.

Sudah menjadi tugas generasi muda Indonesia sekarang untuk mulai meningkatkan minat bacanya, karena di bahu merekalah peradaban negeri ini dipertaruhkan. Akan semakin majukah atau malah tertinggal jauh? Akan semakin menguatkah atau malah hilang peradaban bangsa ini?

Memang tidak mudah membangun budaya baca di tengah masyarakat Indonesia, tidak hanya menyediakan ruang baca atau fasilitas pendukungnya tapi dengan membangun pola pikir masyarakat yang hidup harus berdampingan dengan buku.

Bahkan saat ini pemerintah melalui Kemdikbudristek dan Kemkominfo sudah mendukung gerakan literasi digital. Semua bentuk keliterasian akan didukung penuh secara digital agar bisa sampai ke daerah yang jauh dari toko buku atau perpustakaan. Dengan kemudahan akses sekarang terutama di perkotaan, kenapa kita masih saja malas untuk membaca?

Pola pikir masyarakat yang perlahan harus diubah, dari yang hanya sekedar mendengar berpindah membaca. Dari yang langsung percaya pada sebuah informasi, berpindah untuk melakukan validasi dengan membaca. Dan menjadikan membaca sebagai kegiatan yang harus dibiasakan oleh masyarakat Indonesia dimanapun, apapun status sosialnya, dan tanpa memandang gengsi.

Karena dengan membaca buku, ilmu, dan pengetahuanlah yang akan mempertahankan bangsa ini, membawa pada peradaban yang lebih maju, dan hasil akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Ini menjadi pengingat bagi kita betapa pentingnya kebiasaan membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun