Mohon tunggu...
HENRYAN WIJAYANTO
HENRYAN WIJAYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Industri Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keunikan Kebudayaan Masyarakat di Bali

23 Maret 2023   22:22 Diperbarui: 25 Maret 2024   13:58 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          5 . Mekotek

Mekotek merupakan tradisi umat Hindu di Bali, Upacara Mekotek dilakukan oleh masyarakat Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Upacara Mekotek dilakukan sebagai simbol kemenangan juga sebagai upaya untuk menolak bala bahaya yang pernah menimpa Desa Munggu pada puluhan tahun yang lalu. Mekotek dilakukan pada sabtu kliwon setiap 6 bulan sekali. 

Tepatnya pada Hari Raya Kuningan atau setelah Hari Raya Galungan selama pelaksanaan upacara, peserta wajib menggunakan pakaian adat madya, yaitu kancut dan udeng batik. 

Upacara ini dimulai dari peserta yang berkumpul di Pura Munggu untuk melakukan persembahyangan guna kelancaran upacara, setelah selesai sembahyang peserta akan melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.

Pawai upacara Mekotek diikuti oleh 2.000 peserta, yang merupakan penduduk desa Munggu yang berusia 12 sampai 60 tahun, saat pawai Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 50 orang. 

Masing masing kelompok akan membuat bentuk segitiga dengan menggabungkan kayu kayu membentuk kerucut lalu mereka akan berputar dan berjingkrak dengan diiringi musik gamelan.

Seseorang yang memiliki kaul atau nyali akan mendaki naik kepuncak kerucut lalu akan melukan atraksi berupa mengangkat tongkat sembari menabrakkan pada kelompok lain yang mendirikan tumpukan kayu. Sampai di sumber air semua perangkat akan diberi tirta suci untuk dibersikan, setelah itu saat pulang peserta kembali melakukan pawai menuju Pura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun