Mohon tunggu...
HENRYAN WIJAYANTO
HENRYAN WIJAYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Industri Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keunikan Kebudayaan Masyarakat di Bali

23 Maret 2023   22:22 Diperbarui: 25 Maret 2024   13:58 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali.(Dok. Kemenparekraf via Kompas.com)

Sejarah singkatnya untuk melepas penat dan mewujudkan suasana yang gembira, para buruh sepakat untuk mengadakan kompetisi adu cepat diatas pedati (gerobak pengangkut hasil panen) yang akan ditarik oleh sapasang kerbau dan tanah yang digarap sebagai lintasannya. 

Acara ini dimulai pada pagi hari sekitar jam 07.00 dan berdurasi sekitar 5 jam. Acara Mekepung ini diadakan pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober dan November dan juga dapat dilakukan dua kali dalam satu bulan.

          3. Nama Depan yang Sama

Bila diperhatikan lagi, penduduk Bali memiliki nama depan yang sama mengapa demikian? Karena nama depan orang Bali untuk menempatkan posisi urutan lahir disebuah keluarga. 

Wayan berasal dari kata wayahan artinya paling matang yang digunakan untuk anak pertama. Made berasal dari kata Madia artinya tengah yang dipakai untuk anak kedua. 

Nyoman berasal dari kata uman yang memiliki makna sisa/ akhir yang dipakai untuk anak ketiga, jadi bali memiliki pandangan keluarga sebaiknya memiliki 3 anak saja. Apabila memiliki anak lebih dari tiga akan diberi nama Ketut yang memiliki arti sebuah pisang kecil diujung terluar atau disebut "bonus" yang tersayang.

            4. Mekere-Kere 

Perang Pandan adalah salah satu tradisi yang ada di salah satu Desa tertua yang ada di Bali yaitu, Desa Tenganan, Kecamatan Karangasem, Bali.  Perang pandan dilakukan setiap setiap bulan kelima dalam penanggalan desa adat Teganan. 

Ritual ini dilaksakan selama dua hari dengan durasi waktu 3 jam yang dimulai dari jam 2 siang dengan berlokasi di depan balai pertemuan desa Teganan, tujuan dari Perang pandan antara lain yaitu untuk menghormati Dewa Indra atau Dewa Perang.

Perang Pandan, seperti namanya perang ini menggunakan pandan berduri sebagai senjata utamanya. pandan yang sudah diikat sehingga berbentuk seperti gada, kemudian peserta perang pandan ini menggunakan tameng yang terbuat dari rotan yang di anyam berfungsi untuk melindungi diri dari serangan lawannya. Peserta perang pandan adalah pemuda desa Tenganan dan luar desa Teganan dengan memakai pakaian adat Teganan yaitu kain tenun Pegringsingan. 

Perang pandan dilakukan dengan diiringi musik gamelan seloding, seloding adalah alat musik daerah Teganan yang dimana alat musik ini tidak bisa sembarang dimaikan dan hanya orang yang disucikan saja yang bisa memainkan alat ini serta seloding ini memiliki pantangan yang tidak boleh dilanggar yaitu tidak boleh menyentuh tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun