Tuhan, bila ada pasti... Sudah menentukan.... Garis kamu, Garis aku, Garis mereka dan Semua Makhluk bernyawa... Tuhan, bila ada pasti... Menggurat Takdir yang tentu... Apa kamu Bahagia, Atau, Kamu tertindas gilanya roda derita... Bahagianya Manusia... Karena, Tuhan, bila ada pasti... Memberi seluruh kesempatan... Untuk sekedar cicipi, Bahagia, Nestapa, Atau apalah itu bernama... Maka, semestinya manusia hidup... Penuh dalam keberuntungan... Keberuntungan merasa Suka, Keberuntungan merasa Nestapa, Keberuntungan merasa apalah itu bernama.. Maka, apa kau ingat sebenar-benarnya bahwa.. Manusia selengkap-lengkapnya terpersenjata... Oleh tangis untuk merasa nestapa, Oleh tawa untuk merasa suka, Oleh apalah itu bernama, Untuk merasa apalah itu bernama.... Tuhan Maha Pemilik Tangis, Dan Ia berkenan untuk membaginya... Tuhan Maha pemilik Tawa, Dan Ia berkenan untuk membaginya.. Tuhan Maha pemilik Apalah itu bernama, Pun itu, Ia berkenan untuk membaginya... Beruntunglah kamu Beruntungnya kita! Manusia-manusia Hina pemilik Selengkap-lengkapnya Dosa... Masih disemat Gelar makhluk paling Mulia.. Oleh Tuhan, bila ada pasti. Menangislah untuk mengawinkan Nestapa.. Tertawa untuk menyandingkan Suka.. Apalah itu bernama untuk menyatukan apalah itu bernama... Tuhan, bila ada pasti... Memelukmu erat-erat!. Menerima dalam Rumah-Nya... Entah Neraka, Atau surga!!. Ya, atau surga!!! [caption id="attachment_84896" align="alignnone" width="270" caption="dari Google"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H